Kawan saya sedikit mengeluh, karena sulit mendapatkan orang yang bisa bekerja dalam konteks kemasyarakatan. Padahal orang-orang yang dimintai bantuan itu terpelajar, suka mengaji, dan terpandang status sosialnya.
Well, di situlah masalahnya. Banyak organisasi yang menganggap bahwa training, pendidikan, kajian-kajian, bisa membentuk orang menjadi pemimpin. Namun faktanya tidak.
Kepemimpinan tidak bisa dibentuk di kelas namun kepemimpinan hanya bisa dibentuk di lapangan. Ketika kepemimpinan hanya dipelajari di kelas maka dipastikan kaderisasi gagal.
Saya sering mengikuti kajian kepemimpinan, training training kepemimpinan, namun yang saya rasakan menjadi pimpinan organisasi di tingkat desa memberikan pendidikan, pengalaman, yang sangat berharga untuk menjadi seorang pemimpin.
Di situlah secara riil kita berhadapan dengan masalah ynag harus bisa dipecahkan, berada pada situasi dengan banyak model manusia, dan hal-hal riil yang lain. Ilmu yang didapat di kelas menjadi lebih matang.
Ilmu kepemimpinan yang ideal 25% teori 75% penugasan.
Jadi jangan harap bisa menjadi pemimpin kalau masih belajar dari teori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)