Rabu, 11 September 2019

Setiap Kepayahan Ada Pahalanya

Dalam kehidupan sering kita menjumpai orang menghadapi kepayahan. Orang itu bisa juga kita.

Kepayahan itu bisa berwujud kesulitan ekonomi, sakit, musibah, atau karena ikut menanggung kepayahan orang-orang di sekitarnya, misalnya ada keluarganya yang sakit.

Atau kepayahan itu disebabkan karena dia melibatkan diri dalam usaha-usaha yang berorientasi kebaikan, seperti menjadi pengurus organisasi dakwah, pendidikan, dan usaha-usaha lain yang bertujuan untuk kemaslahatan.

Kepayahan itu juga bisa berupa usaha mencari rizki yang halal untuk keluarganya, atau seorang istri yang membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Dalam agama yang saya pahami, kepayahan itu bisa menjadi ibadah. Dan sebagaimana ibadah mahdhoh, kepayahan juga akan ada nilainya di sisi Allah, bila dijalankan dengan sabar dan ikhlas.

Dari Abi Said dan Abu Hurairah Ra, bahwa mereka mendengar rasulullah SAW bersabda,” Tidaklah seorang mukmin ditimpa oleh kepayahan dan sakit, penderitaan dan kesedihan atau kegalauan yang mendera kecuali Allah menghapus kesalahannya dengan semua itu. (HR bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)