Selasa, 14 Mei 2019

Masjid yang Dirindukan



Minggu kemarin adalah peresmian Masjid Abha. Dan pada salah satu sesi Qori membaca Surat Al Mukminun. Sungguh beruntung orang-orang Mukmin. Yaitu orang yang khusyu dalam sholatnya
.
Saya yang saat itu sebagai MC, setelah qori selesai membacakan ayat Al Quran, sempat menghubungkan orang yang khusyu dalam sholatnya dengan Masjid, karena masjid itu memang berasal dari kata ma sajada, yang artinya tempat sujud.

Maka masjid harus menjadi tempat yang nyaman bagi jamaah. Nyaman bukan berarti mewah. Buktinya saya lebih suka tidur dengan spon di rumah daripada di hotel hehehe. 

Saya dulu pernah berkunjung ke Matahari Departemen Store, dan manager disitu berkata bahwa konsep tokonya adalah ABC, air, bright, and clean. Sejuk, terang, dan bersih. itu dari sisi fisik. Khusus untuk masjid mungkin perlu ditambah sound yang enak didengar.

Dari sisi personal masjid juga harus belajar melayani jamaah dengan baik, setidaknya memperhatikan tiga konsep sederhana, senyum, salam, dan sapa.

Ketiga adalah kecakapan orang-orang yang memimpin ibadah. Tidak harus lulusan Al Azhar, kemampuan tajwid standard saja sudah cukup, walaupun memang semangat untuk terus belajar harus ditanamkan. Beberapa kali saya mampir di masjid yang sangat bagus, namun begitu ikut sholat jamaah, bacaan imamnya hancur lebur. Ya, mungkin imamnya yang punya masjid hehehe...

Oleh sebab itu, dalam mengelola masjid, walaupun fisik masjid itu penting, namun jangan melupakan soal-soal non fisik. Kebanyakan masjid untuk urusan fisik anggarannya 100%, untuk SDM 0%. Itulahyang membuat masjid tidak pernah berkembang. Tidak ada kegiatan-kegiatan yang memadahi, tidak ada usaha untuk meningkatkan kapasitas pengelola masjid. Jadi jangan tanya soal satisfaction.

Hayo berubah!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)