Jumat, 09 April 2010

“Google APP Engine” Gratis Meringis

Saya sudah dengar sejak lama, dan mungkin banyak rekan blogger yang sudah mengupas aplikasi hosting gratis besutan Google ini. Saya mulai tertarik ketika Tuitwit, aplikasi Twitter client buatan  Indonesia ini di hosting di sana.

Apa alasan Tuitwit dihosting disana ? Sebelumnya aplikasi ini di hosting sendiri dan dibangun dengan PHP, namun karena penggunanya semakin besar, akhirnya dia harus berfikir keras agar aplikasi start up yang belum mendatangkan uang untuk sewa server ini tetap bisa beroperasi.

Akhirnya digunakan Google App Engine yang termasuk murah hati terhadap quota. Menyediakan ruang penyimpan data 1 GB dan 1.300.000 hit. Sudah lebih dari cukup untuk aplikasi start up.

Loh terus apanya yang membuat meringis ? Pertama aplikasi harus menggunakan JAVA atau Python. Tuitwit sendiri terpaksa harus diubah ke dalam bahasa Python. Kedua, basis datanya menggunakan basis data buatan google yang cara mengaksesnya menggunakan GQL (Google Query Language), meskipun mirip SQL.

Google menyediakan SDK yang bisa digunakan untuk development secara offline, dengan catatan anda harus menginstall Python sebelumnya.

Saya yang cuma bisa PHP dan mempunyai kecenderungan ke Ruby harus berubah haluan ke python (jango) kalau ingin memanfaatkan fasilitas ini.

Cocok untuk programmer miskin yang pintar. Sayangnya saya programmer miskin tapi tidak pintar. Hueeeek.

11 komentar:

  1. Beberapa waktu lalu saya juga sempet coba 'hosting' aplikasi topic-map (http://javarscript.appspot.com/ParseTopicMap) ini di google app engine Cak.. Google jg sudah sediakan plugin Eclipse untuk memudahkan kita men-deploy aplikasi :)

    BalasHapus
  2. Mantap cak, cuman yang jadi soal saya masih blajaran, kalosampeyan kan sudah mantap di java. Ada rencana buat mengkonversi liriknasyid.com yg gak punya hosting dari php ke python. Tapi mbuh terlaksana opo ora :D

    BalasHapus
  3. Wah, ini jg masih belajar kok Cak. Soal liriknasyid itu ndak perlu konversi dari php ke python Cak, tinggal cari investornya aja .. hehe... :D

    BalasHapus
  4. kita kok senasib.

    takut ma python...... takut digigit :D

    BalasHapus
  5. @fahmi : ada yg mo beli sih cuman maunya jangan di beli kerjasama aja :)
    @gecko : kalau python gak nggigit kang, nguntal :D

    BalasHapus
  6. tapi anehnya menurut beberapa orang pytrhon itu bahasa termudah--bila dibandingkan dengan java dan c++ :P

    BalasHapus
  7. thx infonya cak..iya bener nih,,python tuh enak lagi...hehe,,ga ngegigit kok..malah tertantang untuk menaklukannya...hehe

    :D
    salam

    BalasHapus
  8. gimana kang belajar phytonnya?
    ada kemajuan?

    BalasHapus
  9. Nggak ada ... :) * Ngeloyor *

    BalasHapus
  10. waduh kang baru nyadar, lokasiku ndek nduwur kok australia yo?
    padahal iki neng nggalek hehehe

    BalasHapus
  11. Sampeyan gawe proxy australia paling :)

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)