Saya masih mengingat dengan baik apa yang diajarkan Gus Baha, tentang cangkem elek. Cangkem elek dalam perspektif Gus Baha adalah bagaimana menjawab persoalan secara argumentatif. Karena komunikasi itu, tukar pikiran itu, kadang terlalu rumit kalau disampaikan dalam koridor akademik, namun mudah untuk disampaikan dengan cara goblok-goblokan.
Karena itu saya jarang sekali berbicara tentang agama diluar ruang pengajian dalam cara yang agak akademik, karena kerumitannya tadi.
Kalau agama ini adalah sebuah konsep, yang intinya adalah kemaslahatan, maka kontennya sebenarnya bisa di trasformasi ke dalam bahasa publik yang mudah dimengerti, disitu inti dari cangkem elek.
Nah, tapi bagaimana agar cangkem elek ini berkualitas? Ya sama saja dengan cara yang digunakan dalam cangkem apik. Anda tetap harus banyak mengaji, harus banyak membaca, membandingkan sebuah persoalan dari banyak sudut pandang (madzab), mengetahui maksud agama, mempelajari sejarah, mempelajari pengetahuan dan sebagainya.
Berbagai pelajaran dan pengalaman itu nantinya akan mengupdate mekanisme dalam syaraf sehingga manusia akan menjadi lebih cerdas.
Kalau dalam pewayangan, cangkem elek di wakili oleh para Punakawan. Punakawan digambarkan sebagai orang kelas bawah yang bodoh. Namun sesungguhnya dia adalah makhluk cerdas. Kata-katanya yang sekilas nampak sembarangan alias sekenanya itu ternyata berisi konten yang cerdas dan mudah dipahami.
Kata-katanya yang sembarangan itu sering disetujui oleh para kesatria cerdas Pandawa, atau kadang mampu digunakan mendebat akademisi seperti Pandita Durna.
Cangkem elek yang berkualitas tetap membutuhkan orang-orang cerdas yang mau terus belajar dan menimba pengalaman, kalau hanya sekedar ngomong sembarangan, yo berarti awakmu nyangkem elek. hahaha...
Kata-katanya yang sembarangan itu sering disetujui oleh para kesatria cerdas Pandawa, atau kadang mampu digunakan mendebat akademisi seperti Pandita Durna.
Cangkem elek yang berkualitas tetap membutuhkan orang-orang cerdas yang mau terus belajar dan menimba pengalaman, kalau hanya sekedar ngomong sembarangan, yo berarti awakmu nyangkem elek. hahaha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)