Tuhan juga menghadiahkan kamu otak yang didalamnya bersemayam insting, akal, kecerdasan yang dengannya kamu bisa menghasilkan banyak hal yang membuat hidupmu menjadi jauh lebih baik dibanding makhluk lain.
Namun kemudian manusia membuat instrumen yang bernama IQ. IQ adalah cara yang digunakan manusia untuk mengklasifikasikan manusia. IQ adalah serangkaian hasil test dalam bidang logis matematis, linguistik, dan verbal. Hasilnya, jika IQmu 110 keatas maka kamu dianggap pintar, dan masa depanmu cerah, namun jika IQmu dibawah 90, maka masa depanmu akan muram dan gelap.
Konsep inilah yang diyakini orang bertahun-tahun. Kemampuan orang dalam logika dan bahasa diyakini sebagai penentu kesuksesan manusia.
Namun ternyata teori ini tidak selamanya berlaku. Kamu bisa menjumpai, ada kawanmu sekolah yang tak terlalu pintar, sekarang lebih berhasil dalam hidupnya. Kamu juga menjumpai kawanmu yang sering rangking kelas, tidak terlalu sukses dalam kehidupannya. Meskipun kamu juga menjumpai kawanmu yang pintar dan berhasil. Itu memberi informasi kepadamu bahwa ternyata yang menentukan keberhasilan seseorang bukan semata kemampuan matematik linguistik semata, namun bisa karena faktor diluar itu.
Mutiple Intelegence
Ketika membaca konsep multiple intelegence (kecerdasan jamak), saya langsung tertarik. Ini penemuan besar, ini lebih adil, ini lebih mendekati tafsir agama soal manusia, bahwa manusia sesungguhnya sebaik-baik ciptaan.
Dalam teori multiple intelegence, Garner mengusulkan bahwa IQ hanyalah salah satu bentuk kecerdasan, namun masih ada kecerdasan lain yang tidak pernah dibahas, atau diketahui.
Dalam wikipedia, dijelaskan paling tidak ada delapan macam kecerdasan yang bisa diidentifikasi:
- Kecerdasan Bahasa atau linguistik: terdiri dari kemampuan untuk berfikir dalam kata-kata, dan meggunakan bahasa untuk mengungkapkan dan mengapresiasi makna yang komplek.Pekerjaan yang sesuai bidang ini: penulis, penyair, jurnalis, pembicara,penyiar warta berita dll.
- Kecerdasan Logika matematika: kemampuan untuk menghitung, mengukur, mempertimbangkan dalil atau rumus, hipotesis dan menyelesaikan operasi matematik yang kompleks. Ilmuan, ahli matematika, akuntan, ahli mesin dan programmer computer, semua menunjukkan kecerdasan matematik yang kuat.
- Kecerdasan Intrapersonal: merujuk pada kemampuan untuk membangun anggapan yang tepat pada seseorang dan untuk menggunakan sejenis pengetahuan dalam merencakan dan mengarahkan hidup seseorang. Beberapa orang yang menunjukkan kecerdasan ini adalah teolog, psikolog, filsuf.
- Kecerdasan interpersonal: kemampuan untuk memahami orang dan membina hubungan yang efektif dengan orang lain. Kecerdasan ini ditunjukkan oleh guru, para pekerja sosial, actor, atau politisi.
- Kecerdasan Musik atau musikal: kepekaan terhadap titinada, melodi, irama dan nada. Orang yang menunjukan kecerdasan ini adalah komposer, dirigen, musisi, krtikus, pengarang musik, bahkan pendengar musik.
- Kecerdasan Visual dan Kecerdasan Spasial: kemampuan untuk mengindera dunia secara akurat dan menciptakan kembali atau mengubah aspek-aspek dunia tersebut. Kecerdasan ini seperti yang tampak pada keahlian pelaut, pilot, pemahat, pelukis dan arsitek.
- Kecerdasan kinestetik: kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan trampil dan memegang objek dengan cakap Kecerdasan ini ditunjukkan oleh para atlet, penari, ahli bedah, masyarakat pengrajin.
- Kecerdasan natural: kemampuan untuk menyelaraskan diri dengan alam, mengelola pertanian, dan peternakan. Kecerdasan ini ditunjukkan oleh petani, peternak, pecinta alam dan lainnya.
Dari sini kita sadar bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan bakat yang berbeda-beda. Dari situlah kemudian muncul interaksi antar manusia. Menilai manusia hanya dari IQ saja ibarat menilai orang hanya dari wajahnya. Terlalu parsial.
Jadi, seandainya anakmu tidak mendapat rangking di kelas, padahal dia sudah berusaha belajar, bisa jadi karena sistem di sekolah hanya mengakomodasi IQ, padahal bakatnya bukan disitu. Jadi kamu jangan cepat pesimis.
Orang dengan kemampuan melukis, menyanyi, memasak, memimpin, kebanyakan tidak diakomodasi dalam sistem penilaian di sekolah, dan tidak juga dikembangkan. Namun anak dengan kemampuan matematika, bahasa, dan menghafal diberi stempel anak pintar.
Memahami orang dengan kecerdasan jamak membuat kamu menghargai orang lain, menjadikan kamu paham, bahwa setiap manusia mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Membuat kamu lebih adil dalam menilai seseorang, dan membuat kamu menjadi tidak sombong karena kamu tahu bahwa kamu tidak memiliki semua kecerdasan.
Dalam konteks ini tugas kamu hanyalah menemukan kecerdasan, dan mengembangkannya menurut kecerdasannya itu. Anak kamu mempunyai kecerdasan kinestetik, tapi kamu memaksanya agar cerdas dalam bidang bahasa. Itu keliru. Tidak semua orang harus jadi MC dan ahli khutbah.
Jadi, seandainya anakmu tidak mendapat rangking di kelas, padahal dia sudah berusaha belajar, bisa jadi karena sistem di sekolah hanya mengakomodasi IQ, padahal bakatnya bukan disitu. Jadi kamu jangan cepat pesimis.
Orang dengan kemampuan melukis, menyanyi, memasak, memimpin, kebanyakan tidak diakomodasi dalam sistem penilaian di sekolah, dan tidak juga dikembangkan. Namun anak dengan kemampuan matematika, bahasa, dan menghafal diberi stempel anak pintar.
Memahami orang dengan kecerdasan jamak membuat kamu menghargai orang lain, menjadikan kamu paham, bahwa setiap manusia mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Membuat kamu lebih adil dalam menilai seseorang, dan membuat kamu menjadi tidak sombong karena kamu tahu bahwa kamu tidak memiliki semua kecerdasan.
Dalam konteks ini tugas kamu hanyalah menemukan kecerdasan, dan mengembangkannya menurut kecerdasannya itu. Anak kamu mempunyai kecerdasan kinestetik, tapi kamu memaksanya agar cerdas dalam bidang bahasa. Itu keliru. Tidak semua orang harus jadi MC dan ahli khutbah.
Manusia diciptakan secara sempurna, dan tugas kamu hanyalah menemukan, mengembangkannya dan menempatkannya dalam komunitas yang mendukung. Lalu kamu akan menemukan hal luar biasa dalam setiap orang.
Setiap orang spesial. Semua orang pintar, tidak ada orang bodoh. Yang ada orang yang belum bisa mengidentifikasi kecerdasannya. Ingat-ingat itu.
Ternyata kamu pinter ya le ....
*) gambar dari http://www.connectionsacademy.com/
Setiap orang spesial. Semua orang pintar, tidak ada orang bodoh. Yang ada orang yang belum bisa mengidentifikasi kecerdasannya. Ingat-ingat itu.
Ternyata kamu pinter ya le ....
*) gambar dari http://www.connectionsacademy.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)