Sekitar 17 tahun yang lalu, saya mengisi training komputer di sebuah perusahaan. Kebetulan listriknya sering tidak kuat. Seseorang lalu mencoba memperbaiki kabel-kabel yang berserakan dibawah kolong meja. Saya mengiranya tukang listrik, ternyata dia Direktur Marketing perusahaan tersebut. Direktur yang humble (rendah hati)
Saya sering menjumpai CEO dan pemilik perusahaan yang bisa dibilang sukses rata-rata orangnya rendah hati. Dari situ saya menyimpulkan bahwa rendah hati inilah yang menyebabkan mereka sukses.
Beberapa milyarder juga terlihat tampil dengan gaya yang rendah hati
Mark Zukerberg, pendiri Facebook. kekayaannya ditaksir mencapai 37 Triliun. Namun dia mengendarai Honda Acura TSX yang harganya hanya 300 juta.
Chuck Feeney, orang kaya yang yayasan miliknya pernah menyumbang Rp 55,8 triliun ke berbagai organisasi sosial dan riset, selalu menggunakan transportasi dan gemar terbang di kelas ekonomi.
Waren Buffet, dengan kekayaan 414 Triliun, dia masih tinggal di di rumah yang dia beli seharga Rp 283,5 juta sekitar 50 tahun lalu.
Rendah hati bisa menempatkan kamu pada titik antara minder dan sombong. Dengan tidak minder maka kamu terpacu untuk maju, kamu merasa
bisa, kamu merasa mempunyai hak untuk berkembang. Dan dengan tidak
sombong dirimu selalu berhati-hati, dan kamu bisa menempatkan orang lain tidak berada dibawah kamu. Kamu bisa hidup senang dan disenangi orang.
Bagaimana menghadirkan sikap humble dalam diri kita ?
Sikap humble muncul dari pemahaman tentang hidup yang menyeluruh. Bukan hanya fokus pada dirimu, namun juga orang disekitarmu, dan yang paling menentukan: Tuhan.
Hidup ini kadang tidak linier, kadang dibawah dan kadang diatas. Banyak orang kaya jatuh miskin dan orang miskin jadi kaya dalam sekejap. Dengan bersikap rendah hati kamu akan selalu siap, dimanapun posisimu.
Bahwa yang kamu miliki sebagian besar hanyalah karunia Allah. Dalam semesta pembicaraan kita ini, peranmu amat kecil. Siapa bilang pandai itu karena belajar? Apakah ayam bisa pandai meskipun belajar? Tak lain karena kamu dianugerahi otak yang encer oleh Tuhanmu, lalu kamu menyambutnya dengan belajar.
Siapa yang membuatmu kaya? Apakah semata usahamu, atau karena Tuhan melahirkanmu sebagai anak orang kaya atau berpendidikan, atau karena kamu hidup dalam lingkungan orang-orang yang berpikiran maju. Kadang kita tidak tahu mengapa kita hidup dalam lingkungan yang mendukung. Tidak di hutan di pedalaman Papua sana?
Humble mengajarkan kamu untuk menjalani hidup dengan tidak minder disatu sisi, dan tidak sombong disisi lain. Kamu menjadi orang yang selalu optimis memandang hidup, dan disukai banyak orang. Kamu akan berhasil.
Stay Humble ya Le ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)