Mengapa kebanyakan orang tidak bisa mengubah hidupnya. Tidak ada yang berkembang dalam hidupnya dari waktu ke waktu. Kadang, semakin lama semakin memburuk. Apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya?
Jika kamu merasakan ini pada diri kamu, maka kamu harus segera menyadarinya. Ada yang salah dari cara pandang kamu. Kamu harus segera mengubah mindsetmu.
Ada dua hal yang menyebabkan kamu sulit berubah.
Pertama, suka menyalahkan orang lain.
Kamu dapat nilai buruk, kamu menyalahkan dosen. Kamu kurang berkecukupan, kamu menyalahkan bapakmu. Anak kamu nakal, kamu menyalahkan lingkunganmu dan guru anakmu. Kamu kelaparan kamu menyalahkan puasa. Omset kamu menurun kamu menyalahkan presiden. Tidak bisa panen, kamu menyalahkan tikus.
Menyalahkan orang lain adalah cara paling gampang untuk lari dari masalah. Dengan menimpakan kesalahan pada orang lain maka kamu akan merasa terbebas dari kesalahan. Kamu merasa benar dan kamu merasa apa yang kamu lakukan selama ini sudah tepat.
Dengan menyalahkan orang lain, maka kamu tidak akan berusaha mengubah dirimu, karena kamu merasa benar. Kamu mau orang lainlah yang berubah.
Kamu dapat nilai buruk maka dosenmu yang harus berubah. Kamu kurang berkecukupan, bapakmu yang harus berubah. Kamu tak bisa panen maka tikus yang harusnya berubah tidak makan padi. Terus kenapa kamu tidak mengubah dirimu?
Mengubah mindset ini memang tidak mudah, karena manusia memang dibekali sifat dasar membela diri, baik dalam soal yang bersifat fisik, maupun psikis. Maka kamu memang harus tekun berlatih. Setiap saat ketika obsesimu tidak tercapai, evaluasilah dirimu, baru orang lain, karena mengubah dirimu lebih mudah daripada mengubah orang lain.
Jika anak buahmu tidak bekerja dengan baik, dan target tidak terpenuhi, maka memang enak menyalahkan anak buah. Namun bahwa kamu adalah salah satu variabel di dalamnya, sering kamu lupa. Maka sebelum kamu marah dengan anak buahmu, cobalah untuk mengevaluasi dirimu sendiri.
Jadi sejak kamu membaca artikel ini, maka setiap ada kejadian maka mulailah dengan mengevaluasi dirimu sendiri. Dengan itu kamu akan mencoba mengubah dirimu, mengubah sikapmu, mengubah caramu.
Jika problemnya anak buahmu tidak produktif, maka jika midsetmu tidak menyalahkan orang lain, maka dirimu akan mencari cara bagaimana menaklukkan masalah ini. Kamu akan datang lebih pagi, akan bekerja lebih banyak untuk memberi contoh kepada anak buahmu, dan mungkin akan mengirimkan anak buahmu ke dalam pelatihan untuk mengubah mindsetnya.
Kedua, tidak mengakui prestasi orang lain.
Kebanyakan kamu, jika melihat orang kaya, maka hatimu akan berkata, wajar kaya karena dia anak orang kaya. Jika kamu melihat orang lain pintar, maka kamu akan berkata, wajar dia dari keluarga terdidik. Jika kamu melihat orang rajin ke masjid, maka komentarmu, wajar dia begitu karena rumahnya di depan masjid.
Memang berat mengakui kelebihan orang lain. Mengakui orang lain berarti menganggap dirimu tidak sesukses dia. Ini berat, sungguh berat. Mentalmu berat menerima kenyataan ini. Lebih berat dibanding kamu memindah bukit.
Tapi untuk kebaikanmu, sekali lagi ini harus selalu kamu latih. Dengan mengakui prestasi orang lain, maka kamu akan terpacu untuk berusaha seperti dia, kamu akan termotivasi melakukan seperti apa yang dia lakukan. Kamu akan bergerak.
Hari Raya nanti kamu akan menjumpai kawanmu yang tampil dengan kesuksesannya, maka jadikan buat kamu sebagai sarana untuk mulai belajar bagaimana mengakui prestasi orang lain.
Saya hanya bisa berpesan, sing tabah ya le wkwkwk....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)