Senin, 29 Juni 2015

Meminimalkan Dampak Racun Akal

Apa agendamu hari ini? Bangun tidur kamu baca Whatsapp. Isinya hahahihi kawan-kawanmu SMA. Siang sedikit lihat infotainment, lalu kerja sebentar dan mainan FB, baca-baca informasi yang di share kawan-kawanmu dari sumber berita sebarkan.com, hahahihi.com, dan sakitnyatuhdisini.com.

Sore lihat Pesbuker, malam ngobrol di  BBM dengan mantan kawan-kawanmu kuliah, dilanjutkan mainan twitter, cari-cari di timeline siapa artis AA sesungguhnya.

Coba cari diantara kegiatan kita dari pagi hingga malam yang benar-benar bermanfaat, dan mana yang sesungguhnya hanya membuang waktu, hahahihi, yang manfaatnya nol.

Sosial Media menarik kita untuk terus terhubung. Sejak pagi hingga malam kita sibuk membalas diskusi dan status teman kita di FB, Twitter, Path, WA, BBM, Messengers, Instagram dan lainnya.

Di FB dan Twitter kita disuguhi status orang yang isinya marah-marah, sedih, sakit hati, dan tak sedikit yang share hoax dan berita yang maudzu dari sumber yang tidak jelas. Situs-situs seperti sebarkan.com, hahahihi.com, sakitnyatuhdisini.com dianggap sumber berita shohih yang layak diketahui banyak orang.

Di TV kita mendapat suguhan asik: gosip dan lucu-lucuan. Mengumbar aib dan merendahkan orang lain menjadi makananmu.

Di Koran kita mendapat menu kriminalitas dan tontonan informasi yang penuh dengan kepalsuan, ketidakadilan, kerusakan, kehancuran. Kalaupun ada hope, mungkin hanya new hopen nya Dahlan Iskan yang bisa kita baca di Jawa Pos.

Lalu perlahan informasi-informasi itu menggerogoti akal dan jiwamu. Kamu jadi mudah mengumpat dan mencaci, kamu jadi mudah mengumbar aib dan merendahkan orang lain. Kamu juga selalu merasa curiga dan ketakutan karena kamu merasa kejahatan selalu mengintaimu.

Kamu dibuat tidak sadar bahwa gosip, guyonan yang merendahkan, hoax, berita kriminal jika kamu konsumsi setiap saat akan menggerogoti jiwamu. Kamu menjadi manusia yang menyebalkan, pesimis, menang sendiri, tak punya toleransi, dan selalu dalam kekhawatiran.

Batasi Social Media

Satu-satunya social media yang saya aktif adalah Facebook, karena saya mendapat manfaat dari banyak teman disana. Yang lain, hanya sesekali saya lihat. Meskipun demikian di FB saya melakukan unfollow terhadap teman-teman yang pesimis, penyebar link hoax, loyo, dan suka nyinyir. Saya juga memblokir situs-situs penyebar fitnah dan hoax. Saat ini, timeline saya relatif bersih.

Batasi Messaging

Messaging yang saya aktifkan saat ini hanya Whatsapp, lainnya saya nonaktifkan. Saya juga mohon maaf kepada kawan-kawan karena saya keluar dari group WA yang tidak produktif, yang hanya memancing kesibukan. Silahkan buat group di facebook saja yang tidak melakukan push informasi di handphone. Itu menggangu.

Batasi tontonan TV dan Koran

Pilih hanya informasi yang positif. Jika kamu ingin mengendalikan anakmu dari tontonan TV, maka salah satu pilihan kamu bisa mencoba melakukan rekayasa dengan timer.

Intinya, gunakan semua media secara bijak dan sesuai kebutuhan, pilih kawan-kawan di social media yang baik, dan jangan hamburkan waktumu hanya untuk chatting di messaging dan nonton acara TV yang tak ada manfaat bagimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)