Koleksi Buku di Perpustaaan Pribadi |
Kemarin telah disinggung bagaimana akal memerlukan makanan bergizi bagi perkembangan mentalmu.
Ada banyak makanan berkualitas bagi akalmu, berbagai seminar dan training bisa kamu ikuti.
Dulu, saat menjadi mahasiswa hampir semua seminar dan training saya ikuti, dari training kepemimpinan sampai pendidikan anak tidak pernah saya lewatkan. Tentu cari yang gratisan. Mahasiswa kere mana punya uang wkwkwk.
Sekarang banyak diadakan training motivasi dengan metode-metode baru yang bisa menghipnotismu. Inspirasinya menggugah dengan dukungan multimedia yang bisa menggetarkan hatimu.
Mata, telinga, rasa, otak semuanya diajak memahami materi. Pulang dari situ biasanya kamu menjadi bersemangat, bergairah, dan ingin segera berubah. Saya pernah ikut yang seperti itu.
Tapi ya itu, biasanya tiketnya mahal, dan kalau didesa seperti tempat tinggalmu langka.
Saya tahu kamu merasa berat mengeluarkan budget untuk kepentingan akalmu, tidak seperti ketika kamu belanja makanan dan baju. Oleh sebab itu saya tunjukkan makanan akal berkualitas namun tetap murah. Ibarat telur, harganya murah namun proteinnya tinggi.
Pertama, Membaca Buku
Ini yang biasa saya lakukan. Mengunjungi toko buku dan membeli buku berlualitas minimal sebulan sekali.
Buku seharga 100.000 sudah bagus. Bahkan kalau sedang beruntung bisa mendapatkan buku obral berkualitas dengan harga 10.000 sd 20.000.
Beberapa buku bagus seperti The Miracle of Endorphin bisa didapatkan dengan harga 70.000, atau Sejarah Peradaban Islam seharga 50.000.
Saya tinggal di Trenggalek, dan biasa ke Toko Buku Togamas di Tulungagung untuk mendapatkan buku berkualitas. Kalau beruntung saya bisa mendapatkan buku berkualitas yang diobral. Buku berkualitas seperti Healing from The Heart karya dr. OZ, The Accidental Billionaries yang menceritakan perjalanan pendirian Facebook, Change The Brain Change Your Life, Spiritual Happiness, dan sebagainya dijual seharga 20.000 saja.
Untuk buku-buku tertentu saya mendapatkannya dari internet. Buku langka berjudul The DISC Codes untuk memetakan potensi saya beli lewat buka lapak. Beberapa buku agama seperti Fathul Mu'in, Fathul Qorib juga saya beli secara online.
Dengan membeli buku, kamu bisa mendapatkan topik bahasan secara lengkap. Buku menampilkan informasi secara komprehensip dan terstruktur. Dengan buku kamu bisa membaca gagasan orang-orang hebat dengan harga murah. Ibaratnya kamu bisa bertemu dengan ikut seminar orang Turki, Amerika, Eropa, Arab dari membaca bukunya. Memang tidak seperti ketika kamu bertemu dengan orangnya, namun paling tidak kamu akan menangkap idenya.
Disamping buku-buku fisik, asal kamu telaten, kamu juga bisa mendapatkan buku elektronik di internet secara gratis. Saya membaca buku The Secret dari e-book yang saya download dari internet. Beberapa orang juga membagikan ebooknya secara gratis. Kamu bisa mendownloadnya di handphone dan membacanya sambil tidur-tiduran.
Kedua, Melihat Youtube
Saya tahu kamu kadang malas. Membaca buku seratus lima puluh halaman saja sebulan tidak selesai. Untungnya sekarang kamu bisa mendapatkan informasi audio visual melalui Youtube.
Tentu tidak semua konten Youtube bagus, tapi kalau kamu mencari konten yang inspiratif dan menggugah, banyak. Kamu tinggal mengetikkan Mario Teguh, Tung Desem Waringin dan apapun yang kamu kehendaki, dan dapatkan informasi yang sudah audio visual. Sering kita lebih cepat paham dengan informasi yang disediakan secara audio visual.
Saya juga sering mengikuti pengajian Yayasan Nurul Hayat yang diposting di Youtube secara berkala. Saya bisa menikmati pengajian Prof. Abdullah Shahab yang menginspirasi, Ustadz Sholeh Drehem, atau Ustadz Agung Cahyadi yang membahas fiqh dari kanal Youtube Yayasan Nurul Hayat.
Bahkan saya membayangkan suatu saat saya mempunyai studio Multimedia sendiri dengan TV layar lebar dan audio yang double stereo untuk memutar video Youtube agar mendapat pengalaman yang menggugah.
Jadi mau cari alasan apa lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)