Setelah beberapa lama mempelajari tentang perbedaan dalam penentuan kalender hijriah, serta mempelajari sedikit tentang astronomi, akhirnya saya sepakat dengan penggunaan ilmu hisab dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan.
Bahkan dalam puasa hari ini, saya tidak melihat sidang isbat, namun saya berpatokan pada maklumat yang dikeluarkan Muhammadiyah jauh hari sebelumnya.
Menurut saya penggunaan hisab lebih menjamin kepastian, apalagi perkembangan hisab dalam soal ketelitian sudah tidak saya ragukan lagi. Saya juga menyetujui digunakannya kriteria wujudul hilal yang berpatokan pada konjungsi sebelum magrib dalam penentuan tanggal satu, karena itu yang paling masuk akal dan kriteria yang paling pasti dalam penentuan awal bulan. Kriteria visibilitas hilal saya rasa terlalu banyak variabel yang mempengaruhinya dan variannya sehingga lebih sulit untuk disatukan.
Adapun soal melihat fisik hilal atau soal menggenapkan 30 hari bila hilal tak terlihat adalah metode yang paling memungkinkan yang ada pada zaman Nabi.
Ini bukan soal rukyat yang benar atau hisab yang benar. Keduanya benar. Hanya saja ini pandangan pribadi atas metode yang paling tepat yang saya pertimbangkan dari berbagai aspek.
Jadi dalam soal ini, saya sepakat 100% dengan rekan-rekan Muhammadiyah.
Rabu, 11 Agustus 2010
Saya Sepakat dengan Muhammadiyah soal Hisab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)