Jumat, 31 Oktober 2008

Kyai Hasyim Asyari Milik NU, Kyai Dahlan Milik Muhammadiyah, dan Bung Karno Milik Semua

SukarnoSebenarnya saya ragu untuk menuliskan masalah ini di blog. Dalam dunia yang penuh interpretasi seperti sekarang ini, semua pernyataan adalah menurut interpretasi pembaca dan bukan menurut penjelasan yang membuat. Saya hanya khawatir, bahwa curhat saya yang ala kadarnya itu kemudian diinterpretasikan diluar maksud saya. Namun saya sepertinya harus memaksakan diri. Terlalu khawatir akan membuat saya hanya seperti orang gila yang terpasung.

Saya tegaskan diawal, bahwa saya tidak membawa golongan dan partai disini. Ini hanyalah ungkapan hati dari seorang rakyat indonesia, muslim.

Berawal dari protes komponen NU dan komponen Muhammadiyah kepada iklan PKS yang menayangkan tokoh-tokoh pendiri kedua ormas tersebut. Mereka merasa bahwa tidak pantas membawa tokoh mereka, karena tidak ada ikatan sejarah antara PKS dan beliau, serta iklan PKS adalah iklan politik.

Dalam pandangan saya, kedua tokoh tersebut sesungguhnya sudah tidak kaliber lagi jika hanya didudukkan hanya sebagai tokoh NU dan Muhammadiyah. Beliau itu sudah milik bangsa, bahkan milik dunia Islam. Milik Muhammadiyah, Milik NU, Milik PKB, PKS, PAN dan milik saya, bahkan milik PDIP yang mengklaim sebagai partai nasionalis. Siapa saja bisa mengagumi dan berkata, "Tirulah kerja keras mereka, berjuang dan bangkitlah seperti mereka". Maka jika kemarin PDIP membuat peringatan 100 tahun HAMKA, maka semestinya kita juga bersyukur, bukan malah bilang PDIP nggak berhak mengangkat HAMKA, karena PDIP adalah partai nasionalis.

Jika alasannya adalah politik, maka apakah politik memang harus steril terhadap agama dan para tokoh teladan kehidupan ?, bukankah agama merupakan penuntun dalam berpolitik ?. Apakah kita lebih suka jika seandainya PKS menggunakan simbul Obama daripada Kiai Hasyim Asyari.

Saya ingat sekali dalam sebuah kutbah jumat di masjid dekat kantor. Saat itu sedang musim kampanye pilkada Jawa Barat. Sang Khatib kecewa dengan PKS yang membuat iklan dengan menampilkan tokoh-tokoh muda dunia yang bukan Muslim. Bagaimana sebuah partai Islam menggunakan ikon tokoh-tokoh yang bukan Muslim ? Bahwa ternyata menggunakan tokoh muslim juga menimbulkan masalah yang tidak kalah rumit, mungkin diluar prediksi beliau :D.

Yang lebih dewasa adalah PDIP, yang menganggap biasa penayangan iklan dengan mengambil ikon Bung Karno.

Sebagai Protes saya, halah kok ikut-ikutan protes, saya tayangkan foto Sukarno saja, karena Sukarno milik semua.

6 komentar:

  1. terus Cak achedy milik siapa ? hehehe

    BalasHapus
  2. # WADIYO
    Milik yang punya :D

    BalasHapus
  3. Jadi inget guyonannya thukul.... ...saat itu thukul mewancarai seorang kiyai di acara 4mata, kiayai itu bilang "Setelah keluar pekarangan rumah, saya ini milik umat" , Thukul nimpali "Saya juga, kalau keluar rumah saya ini suami orang-orang"... he he he...

    Saya kira seorang tokoh bangsa pun demikian, tatkala dia sudah tidak hanya berada di dikomunitasnya dia sudah menjadi tokoh bangsa maka dia sudah menjadi milik umat.... dan bukan menjadi suami orang-orang kayak thukul lho ..... :D

    BalasHapus
  4. Ya ghitu dech kalo ngerasa kecolongan. *apa yg dicolong ya? :D*

    Jiwa bocahnya jadi muncul tanpa sadar. :oops:

    BalasHapus
  5. SubhanAllah...
    Saya bingung, kenapa orang2 pada sibuk mikirin iklan PKS y?
    Seharusnya kalo ngiri ama IKLAN PKS, ya udah buat aja yang sama gitu.. biar sama2 ngerasa jadi pewaris dari tokoh tersebut!

    kalo memang iklan tersebut berakibat pada berubahnya pemikiran simpatisan NU,Muhamadiyah,maupun Marhaen, semata2 karena mereka mampu menilai kelebihan dari PKS, bukan karena iklan semata!

    Hayo para partai politik, rame2 buat iklan yang edukatif..
    BUKAN BUAT IKLAN YANG MENAMPILKAN KETUA PARTAI!!!
    Emang ketuanya sudah baik di Iklan_kan? Lawong cuma tokoh karbitan aj!

    SMANGAT BERIKLAN!!!!!

    BalasHapus
  6. lha iya lho....
    harusnya kan pada bangga ada tokoh yang mereka kagumi, muncul di televisi dan bikin orang yang belum kagum bertambah kekagumannya (alah... ngomong opo tho iki....)

    coba klo iklan partai yang muncul gambar kaya di iklan salah satu produk seluler, "mau nelpon aja pakai mikir......". apa kata dunia....???

    cayoo...

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)