Senin, 13 Juni 2005

Ahamiyatus Syahadatain 13, Muslim : Amar Makruf Nahi Munkar

Amar makruf nahi mungkar adalah karakteritik seorang muslim selanjutnya. Amar makruf nahi mungkar diterjemahkan sebagai menyuruh kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran. Dan disinilah seorang muslim sudah harus bersentuhan dengan masyarakat sekitarnya. Tetangga, teman kerja, saudara, dan lain sebagainya. Jadi, ia sudah tidak lagi berfikir tentang perannya sebagai seorang individu, akan tetapi ia harus berfikir bahwa ia adalah makhluk sosial. Paradigma yang harus dibangun pada posisi ini adalah bagaimana ia bisa menyelamatkan sebuah komunitas di luar dia menuju sebuah kehidupan yang lebih terarah dan jelas, dunia dan akhirat.


Amar makruf nahi mungkar bagi seorang muslim berawal dari sebuah rasa sayang dan cinta, bukan benci dan permusuhan. Oleh sebab itulah dalam Islam tidak dikenal dengan teror untuk melakukan amar makruf nahi mungkar.


Namun, amar makruf nahi mungkar, bukanlah sesuatu yang ringan. Dalam kehidupan ini, terkadang banyak hal menarik yang membuat perhatian kita teralihkan. Nabi sudah mengingatkan. Sabdanya,


Pada suatu hari Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya, Kini kamu jelas atas petunjuk Rabmu, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul dikalangan kamu dua hal yang memabukkan, yaitu kemewahan dunia dan kebodohan. Kamu beralih kesitu dan berjangkit di kalangan kamu cinta dunia. Jika terjadi yang demikian, kamu tidak akan lagi beramar makruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah. Dikala itu yang menegakkan Al Quran dan Sunnah, baik dengan sembunyi maupun yang terang-terangan tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam (HR Al Hakim dan Attirmidzi).

Pada situsi seperti ini, kita harus merenungkan kembali, kita ada di koordinat mana ? Mengapa saya mengajak kita merenung. Di jaman yang serba kapitalis ini, semua waktu seakan hanya terfokus pada uang, dana, kekayaan dan pekerjaan. Seringkali meng-Islam-kan diri sendiri saja tidak cukup waktu, apalagi meng-Islam-kan orang lain dengan bentuk amar makruf nahi mungkar. Tapi ini sebuah keharusan, kalau kita ingin atribut terindah tersemat ke diri kita, golongan sabiqunal awalun, orang-orang pertama yang masuk Islam.


Menyuruh kepada orang untuk berbuat baik, mungkin cukup berat, apalagi nahi mungkar. Ketika Khairiansyah Salman mengungkap penyuapan KPU, apa yang terjadi, atasannya mencacinya, keluarganya menjadi tidak aman, dan pekerjaannya terancam. Beberapa waktu yang lalu, di Koran bisnis Indonesia, seseorang terpaksa membuat sebuah surat mohon ampun, karena ia tidak kuat menahan ancaman, setelah ia melaporkan sebuah perusahaan telah melakukan korupsi. Sungguh, orang-orang semacam inilah, jika niatnya ikhlash, maka ia telah mendapat kedudukan yang tinggi di sisiNya.


Di dalam Islam ada tiga tahapan melakukan nahi mungkar. Dari yang paling tinggi kedudukannya, karena sangat beresiko, sampai yang terendah. Sabda nabi,


Barangsiapa melihat suatu kemungkaran hendaklah ia merubah dengan tangannnya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lidahnya, dan apabila tidak mampu juga maka hendaklah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.

Allah menyebutkan bahwa salah satu karakteristik ummat terbaik (khairu ummah) yang disematkan kepada kaum muslimin adalah bahwa mereka menyerukan kebajikan dan mencegak kemungkaran.


Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imron 110)

Catatan :
Ayat lain yang menyebutkan kataamar makruf nahi mungkar adalah 3:114, 9:112.


Wallahu a'lam


achedy

1 komentar:

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)