Minggu, 26 Juni 2022

Terperangkap Dalam Tempurung

Kita sering mendengar ungkapan, mainmu kurang jauh, kopimu kurang kental, tidurnya kurang malam. 


Semua itu adalah ungkapan untuk menyadarkan kita agar tidak terjebak dalam cara pandang terbatas, sehingga tidak mengetahui bangunan utuhnya.

Ibarat orang buta memegang gajah. Ada yang bersikeras mengatakan bahwa gajah berbentuk pipih, hanya karena saat itu dia memegang kupingnya. Empirik, berdasarkan pengalaman real, tapi dia  belum tahu gajah secara utuh. 

Dengan bekal itu dia berani mendebat kawannya yang kebetulan mengatakan bahwa gajah itu berbentuk besar panjang seperti pohon.

Pada umumnya yang mengalami hal seperti ini adalah orang yang tidak terlalu pandai, orang yang kurang belajar. Dengan meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya, dia akan bisa melihat sesuatu menjadi lebih utuh.

Paradok

Tapi akhir-akhir ini saya mendapati sebuah paradok, dimana orang pintar tidak mampu melihat kebenaran dengan baik, kadang gelarnya ngedab2i, doktor, buya, ptofesor, kiai.

Misalnya Dr. Buya AH. Pintar ahli hadits. Tapi bagaimana dia kok bisa terjebak dalam pemikiran permainan wali-walian seperti itu? Bertemu Nabi Kidir, bertemu Syakh AQJ aaahhh... Saya kira pemikiran seorang doktor ahli hadits sudah mampu berfikir secara metodologis, ternyata tidak semua.

Dr. MDI. Doktor perempuan cerdas yang pernah saya kagumi, namun takhluk oleh seorang pengganda uang. 

Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Artinya, walaupun tidak banyak, orang yang dianggap sudah mapan ilmunya juga masih bisa terjebak dalam tempurung pemahaman yang sempit.

Ini sekaligus pesan kepada kita agar terus menimba ilmu, namun jangan jumawa dan takabur dengan ilmu. Biasa aja 😀. Karena diluar itu semua ada kekuatan yang ala kulli syaiin qadiir. 

Karena itu jangan lelah berdoa, Yaa Tuhan kami, jangan engkalu palingkan hati kami, setelah engkau beri kami petunjuk.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)