Senin, 06 Mei 2019

Optimisme di Awal Ramadhan


Happy. Bahagia. Itulah yang saya rasakan, dan yang dirasakan setiap muslim ketika bertemu dengan Ramadhan. Bagi saya yang lebih dari 40 tahun menjadi muslim, Ramadhan bukan lagi sebuah beban, namun Ramadhan adalah suasana yang dirindukan.

Ketika kita berada di akhir bulan Sya'ban, selalu terlintas dalam fikiran, apa yang akan saya kerjakan di bulan Ramadhan nanti? Saya harus melakukan sesuatu yang spesial dibanding bulan biasa. Tekad itu selalu muncul di bulan Ramadhan, walaupun kadang tak mencapai target. Tak apa, walaupun tidak sesuai keinginan, toh biasanya Ramadhan tetap akan membuat kita lebih baik dibanding bulan lainnya.

Untungnya Ramadhan selalu berulang setiap 365 hari, sehingga tekad dan optimisme selalu berulang.

Saya selalu membagi target Ramadhan itu menjadi tiga bagian. Pertama adalah target ibadah, kedua adalah target yg terkait dengan peningkatan kapasitas, dan yang ketiga adalah target yang terkait kemanfaatan kita kepada orang lain.

Target ibadah contohnya sholat tarawih dan khatam Al Quran selama Ramadhan. Ini adalah soal hubungan kita dengan pencipta dan penguasa alam semesta. Hamba yang beribadah dengan ikhlash dan sungguh-sungguh, akan memperoleh pahala berlipat, yang dalam keyakinan seorang muslim, pahala itu akan menjadi tabungan di akhirat kelak.

Namun ketika kita melakukan ibadah saja, tanpa ada target peningkatan kapasitas, ketika Ramadhan sudah usai, kita akan merasa kehilangan sesuatu. Maka target peningkatan kapasitas itu menjadi seperti menyambungkan kita dengan Ramadhan. Walaupun Ramadhan habis, kita masih bisa merasakan efek peningkatan kapasitas yang kita lakukan di bulan Ramadhan.

Contohnya menambah hafalan Al Quran, atau kalau saya pada Ramadhan 1440H ini, berniat  mengkhatamkan Shirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. Nanti, ketika Ramadhan telah usai, kita masih bisa menikmati hafalan yang kita hafal di bulan Ramadhan. Bagi saya yang khatam Sirah Nabawiyah, maka manfaat itu akan tetap saya rasakan setelah bulan Ramadhan usai.

Ketiga, target yang terkait dengan manfaat yang kita berikan kepada orang lain. Allah menganugerahkan kepada kita kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang diberi kemudahan untuk mencari rizqi, ada yang diberi kelonggaran waktu, ada yang diberi ilmu. Marilah berkolaborasi untuk memberi kemanfaatan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan ummat manusia. Karena kata Nabi, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)