Selasa, 07 Mei 2019

Menikmati Ibadah


Nabi Muhammad SAW pernah sholat malam. Pada shalat pertama, dibacalah Al Baqarah dalam dua rakaat. Pada shalat kedua, dibacalah Ali Imran dalam rakaat pertama dan An Nisa pada rakaat keduanya. Itulah kesaksian Hudzaifah, sahabat Nabi yang pernah membersamai beliau dalam sholat malam.

Imam Syafi'i jika Ramadhan tiba, beliau mengkhatamkan Al Quran sehari dua kali. Kita tentu sulit membayangkannya. Sehari dua Juz saja masih terasa berat.

Mengapa ada orang yang mampu melakukan ibadah dalam tingkatan yang kita tak mampu membayangkannya? Karena mereka menikmati ibadah yang dilakukannya. Dan level menikmati ibadah itulah yang dinamakan ikhlash. Maka sejauh mana tingkatan kenikmatan kita ketika kita beribadah, maka itulah level keikhlasan kita. 

Melihat bagaimana seorang ulama beribadah, tidak berarti kemudian kita melihat dalam satu sisi itu. lalu kita membuat target tilawah 5 juz perhari. Kalau kita belum mampu malah akibatnya kita merasa kecapekan dan gagal istiqamah dalam beribadah.

Kehebatan Nabi dan ulama dalam beribadah seperti yang kita ketahui itu adalah output, bukan sulap. Namun itu adalah hasil dari sebuah proses yang tidak mudah.

Kalau saya mengetahui seorang ulama yang begitu menikmati bacaan Al Quran, karena beliau menguasai banyak disiplin ilmu tentang Al Quran. Coba bayangkan Imam Syafi'i. Beliau hafal 30 Juz diluar kepala, mengetahui hukum bacaan dengan sempurna, mengetahui keindahan sastra Al Quran, faham maknanya, dan memahami berbagai Ulumul Qur'an yang lain. Saya menduganya itulah yang membuatnya sangat menikmati bacaan Al Quran.

Apakah kita akan membandingkannnya dengan diri kita? Hafalan sedikit, tajwid masih banyak yang salah, bahasa arab tidak bisa, sehingga kita belum mampu menyerap maknanya secara langsung dari lafadz yang kita bunyikan dan sebagainya.

Maka dalam ibadah ini kita harus berkaca kepada diri kita sendiri, mulailah dengan kekuatanmu, dan tambahlah ilmu dan latihan terkait dengan ibadah yang kita lakukan. Maka dengan itu kita akan mulai menikmatinya. Dan jika sudah menikmati, maka kita akan lebih mudah menambah kuantitas dan kualitas ibadah kita.

Contoh sederhananya adalah sholat. Sholat akan sah apabila syarat dan rukunnya sudah kita penuhi. Namun seseorang akan lebih menikmati sholatnya apabila memahami bacaan yang di bacanya dan mengetahui keutamaan sholat yang dilakukannya..

Demikian pula bagaimana agar kita menikmati tilawah Al Quran kita, adalah dengan terus meningkatkan keilmuan kita tentang Al Quran.

Ramadhan ini saya membaca Al Quran dengan menggunakan cetakan Al Quran dengan banyak atribut di dalamnya. Terjemah, terjemah per kata, tanda tajwid, asbabun nuzul. Sebuah usaha agar kosa kata saya terhadap bahasa Al Quran bertambah, dan saya lebih menikmati dalam membaca Al quran.

Dengan terus belajar, maka kita akan bisa menikmati ibadah kita, dan itulah cara meningkatkan keikhlasan kita dalam ibadah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)