Saya hidup di kampung. Jika sudah masuk malam, suasana begitu sepi, ditambah entah mengapa lampu jalan di desa saya ini tak banyak, sehingga pekatnya malam ditambah dengan suasana yang sepi mendorong kita untuk malas beranjak keluar rumah, dan ujung-ujungnya tidur adalah alternatif terbaik.
Tadi ketika mengobrak abrik gudang saya menemukan lampu TL 20 Watt yang saya gunakan belajar waktu SMP dulu. Wadahnya sudah berkarat dan agak meragukan kalau masih bisa digunakan.
Bagian neonnya lalu saya cuci dan bersihkan dari debu dan kotoran, sedangkan wadahnya saya ampelas dan saya bersihkan pakai kain bekas.
Konektor yang berkarat saya bersihkan juga, kabel yang putus saya solder kembali.
Setelah saya tancapkan stop kontak, jreeeengggg, ternyata tidak nyala sodara. Tapi begitu saya otak atik starternya, oh ternyata bisa nyala.
Saya gembira setengah mati. Saya pasang lampu tersebut di teras rumah.
Sebenarnya sekarang banyak dijual lampu hemat energi. Lebih terang dan murah, tapi soal sejarah dan kesan jadul, tak bisa digantikan dengan sekedar harga murah.
Rencananya nanti akan saya belikan meja, biar bisa saya gunakan untuk bekerja jika bosan di ruangan. Atau bisa saya gunakan untuk browsing dan membaca buku sambil menunggu adzan Isya.
Ps : catatan menjelang tidur, tapi ngantuk luar biasa sehingga saya publish pagi hari :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)