Kamis, 27 Februari 2014

Kesehatan Antara Tanggung Jawab Negara dan Kesadaran Individu

Topik saya kali ini masih tentang kesehatan. Kesehatan, terutama bagi kita yang berusia 35 tahun keatas adalah hal penting. Apalagi 40 tahun keatas. Pada usia ini adalah fase menjaga kesehatan. Pada usia ini tubuh sudah tidak berkembang lagi, sehingga kita akan fokus pada penjagaan fungsi-fungsi tubuh yang telah terbangun.

Dalam soal kesehatan ini peran negara masih belum maksimal. Sebenarnya saya agak iri, mengapa pendidikan mendapat amanat 20% APBN di UUD 45 sedangkan kesehatan tidak. Kabarnya saat ini negara hanya mengalokasikan 2,5-3% APBN. Padahal kesehatan adalah kebutuhan dasar rakyat. Bahkan kalau saya pribadi, meletakkan kesehatan lebih penting daripada pendidikan. 

Ada beberapa kebijakan dibidang kesehatan yang kurang menarik di republik ini.

Pertama, fokus kesehatan hanya menyembuhkan penyakit. Saya akui, saat ini pelayanan kesehatan di puskesmas dan RS Pemerintah lebih baik, semakin meningkat. Namun pemerintah lupa, bahwa mencegah penyakit lebih baik dari mengobati. Dan lebih murah. Namun sosialisasi pola hidup sehat rendah. 

Saya mengatakan dalam bidang pencegahan, pemerintah kita itu payah. Bukan hanya soal kesehatan, juga korupsi. Semuanya fokus hanya pada penindakan bukan pencegahan.

Dulu di jaman orde baru, sosialisasi-sosialisasi untuk hidup sehat cukup masif. Waktu SD, hampir setiap pagi menjelang belajar, sekolah  mengadakan SPI, Senam Pagi Indonesia bersama-sama. Ada pula Senam Kesegaran Jasmani yang mudah dan simpel. Dilaksanakan secara masif sampai desa-desa. Setiap pagi banyak radio memutar musik SKJ kala itu. Sekarang ? Goyang Kaisar.

Jargon-jargon 4 sehat 5 sempurna untuk makanan juga produk orde baru. Sekarang ? Adakah kampanye memasak makanan dengan sehat, perbanyak makan sayur dan buah ? Tidak ada.

Kedua, perlindungan kesehatan. Dulu saya agak resah mengapa perlindungan kesehatan hanya untuk golongan miskin dan kaya ? Golongan miskin mendapat keringanan jamkesmas secara gratis, golongan kaya bisa membeli asuransi yang mahal. Golongan pekerja mendapat asuransi dari perusahaan mereka. Namun golongan menengah, dengan penghasilan 3 sampai 5 juta, agak berat menanggung polis untuk semua anggota keluarga.  

Memang pola hidup sehat akan mengurangi resiko penyakit. Tapi ingat bahwa resiko tetap ada. Ada berbagai resiko yang disebabkan faktor-faktor yang tidak bisa kita prediksi. Jika pada kondisi penghasilan tak besar, dan ketika kemudian kita terkena resiko, apa yang bisa kita lakukan ? Pada resiko-resiko tertentu, tabungan dari harsil bekerja bertahun-tahun bisa lenyap dalam sekejap. Apalagi kalau tak ada tabungan.

Saat ini dibukanya PT Askes menjadi BPS Kesehatan patut diapresiasi, meskipun masih banyak kekurangan disini sana, namun semangat untuk memberikan perlindungan ke semua orang terbuka lebar. Warga negara menengah mempunyai kesempatan untuk mendapatkan manfaat kesehatan dengan premi yang murah.

Sebenarnya perlindungan kesehatan adalah tanggung jawab pemerintah, namun jika itu belum ada maka kita harus mulai memikirkannya untuk keluarga sendiri. Kesimpulan saya adalah gaya hidup sehat dan perlindungan. Kita semua harus mulai merancanakannya. Percuma kerja keras mencari uang, kemudian habis karena resiko yang datang tiba-tiba.

Salam sehat.

#healthy #policy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)