Minggu, 02 Agustus 2009

Bluetooth dan Kekaguman Saya Akan Orang China

Bloetooth ChinaKapan hari saya membeli sebuah Bluetooth buatan china untuk komputer saya yang satunya. Bentuknya sungguh menarik, kecil mungil. Saking kecilnya kemarin sempat ada pertanyaan dalam hati, kenapa kok di laptop saya bluetooth yang tak lebih dari ibu jari itu nggak dibenamkan sekalian saja?

Di toko komputer itu banyak sekali accesoris komputer made in china. Berbagai merk bluetooth, mouse, flash disk, wifi, memori konektor dan sebagainya ada tulisannya made in china.

Bukan hanya komputer, kalau kita melihat handphone rakyat bawah juga kebanyakan buatan china.  Beberapa produk Telekomunikasi macam Esia, Flexy, Smart, bahkan XL dan Indosat membundlingnya dengan produk mereka.

Ada memang produk elektronika yang katanya produk lokal. Tapi kalau kita teliti lebih jauh yang dilakukan hanyalah sekedar memberi label pada produk China.

Sedih juga kadang saya melihatnya. Bahwa di bidang otomotif dan elektronika, bangsa kita hanyalah menjadi pasar saja. Kekayaan jumlah SDM  nyatanya hanya bisa menjadi pasar produktif dari produk otomotif dan elektronika. Mengapa tidak ada produsen barang-barang kebutuhan elektronika seperti yang saya sebutkan ? Tapi mengapa China bisa ? Dan betapa besar market yang bisa di sasar dari pasar yang sangat besar ini ?

Saya ingin mencintai produk Indonesia, tapi ternyata cintaku masih bertepuk sebelah tangan.

2 komentar:

  1. Cinta Cak Edy bertepuk sebelah tangan bukan karena Bangsa kita belum atau tidak bisa bikin berbagai produk itu, Cak. Tapi masih ada kebanggaan dari kebanyakan masyarakat kita bahwa made in luar negeri itu meningkatkan prestise dan mampu menambah nilai jual. Lihat aja, di Trenggalek, untuk menjahitkan pakaian dinas anggota Dewan saja dipilih penjahit dari luar kabupaten. Padahal, di Trenggalek banyak penjahit yang mampu serta memiliki kualitas setara dengan designer berkelas nasional. Panjenengan mboten percados? Saya juga bingung, kok!

    BalasHapus
  2. kdg aku yo sedih kita hanya konsumen, sistem jual beli di pasar tradisional bgitu mengecewakan, harus model tawar menawar yang aku sendiri ora mudeng.
    Tpi kalau bicara soal penjahit, di Ndurenan payah pol pak, molornya itu lo kdang sampai berbulan2 hehehe. tp itu dulu g tw skrg.:)

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)