Melawan Kemalasan

Sebenarnya mudah saja, ambil satu bak air, rendam sabun di dalamnya, lalu masukkan pakaian dan kucek. Proses mencucipun selesai. Tapi entah mengapa, pekerjaan semudah itu, hampir selalu saja tertunda. Tiap minggu, mesti kedapatan cucian saya yang menggunung. Sibuk ?? Nggak juga, malahan terkadang saya sedang tak melakukan apapun. Tapi untuk melakukan pekerjaan mencuci, malasnya minta ampun. Kalau belum kepepet, seperti nggak punya pakaian ganti untuk besuk, pakaian menumpuk itu tak pernah tersentuh.

Pagi ini saya mencoba untuk menikmati proses mencuci itu, meski motivasi pertamanya adalah keterpaksaan akibat pakaian yang sudah menumpuk. Saya mencoba merendam pakaian dengan sabun, dan menunggunya sampai setengah jam. Ternyata nggak berat. Selanjutnya saya mulai mengkuceknya satu persatu. Dan ternyata pakaian yang menggunung itu pun setengah jam juga sudah selesai tercuci semuanya. Setengah jam terlalu cepat yah ? Mungkin memang kerja saya cepat, tapi bisa jadi karena nyucinya seadanya ha..ha..

Kalau saya fikir-fikir, terkadang saya heran juga. Mengapa menyelesaikan pekerjaan semudah itu malasnya minta ampun, toh kalau dikerjakan juga paling lama setengah jam selesai.

Melawan kemalasan itu memang susahnya minta ampun. Jangankan mencuci, terkadang mau sholat saja, ada aja alasan untuk menundanya. Padahal kalau dikerjakan lima menit juga sudah selesai.

Kita memang harus segera menyadari, bahwa rasa malas tidak boleh terus menerus kita pertahankan. Kita harus melawannya. Isilah fikiran kita dengan fikiran positif, bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang gampang cepat dan menyenangkan. Dengan demikian kita akan termotivasi untuk segera menyelesaikan pekerjaan, karena menunda pekerjaan berarti menambah masalah untuk esuk hari.

Wassalam

achedy