Minggu, 24 Februari 2002

Arti Penting Syahadat [Pengantar]

Syahadat, seberapa pengtingkah ia, hingga dapat mengeliompokkan manusia, hingga menjadi faktor penentu apakah manusia masuk Surga dan Neraka. Dan mengapa pula banyak orang, bahkan di zaman nabi tidak mau bersyahadat, padahal mereka mengakui Allah sebagai Tuhan mereka, dan bahkan ketika ditanya untuk apa patung yang diletakkannya di ka’bah itu, maka dijawablah bahwa ia digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah, sang pencipta alam semesta.

Jika orang Qurays waktu itu mengakui keberadaan Allah, lalu mengapa mereka menolak saat Allah menurunkan Rasul, yang akan menuntun mereka ke jalan kebaikan. Toh hanya dengan mengucapkan Asyhadu Anla Ilaaha Illallaah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rosuululloh.

Dalam Islam syahadat adalah persoalan tertinggi, yang tak ada yang lebih tinggi darinya, syahadat adalah sebuah pengakuan bahwa tiada ilah, tiada sesembahan melainkan hanya Allah semata, dan sebuah pengakuan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Setelah mengakui, maka tentulah ia akan menaati, karena sebuah ketaatan adalah bukti dari pengakuan, pengakuan tanpa ketaatan bukanlah pengakuan namanya, akan tetapi hanyalah mengaku-ngaku saja. Barangkali itulah mengapa orang-orang kafir quraysh yang pada saat lalu susah untuk diminta mengucapkan syahadah adalah karena konsekwensi yang harus ditempuhnya tatkala ia berani mengucapkannya, meletakkan Allah dan Rasul diatas segala-galanya, mencintai Allah dan Muhammad diatas segala-galanya.

Dengan mengetahui makna syahadah, maka tentu akhirnya kita akan tahu, sebenarnya setelah kita mengucapkan pengakuan dalam syahadat itu, ketaatan apa yang harus kita jalani, bagaimana seharusnya kita berbuat dan sebagainya.

Syahadat adalah amalan hati, yang jika sebuah hati telah tersibghah syahadat, maka ia akan mengendalikan seluruh aktifitas hidupnya. Semua persendian tubuhnya akan hanyut dan larut dalam kenikmatan aktifitas di bawah naungan syahadah, meski terkadang bencana dan rintangan musti dihadapinya. Ia rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya, bahkan nyawanya untuk sebuah kalimat laailaha illallah, MuhammadarRasuulullah.

Dari stahadat pula, kemudian akan muncul tiga golongan manusia yang akan kita bahas kemudian, yaitu yang menolak syahadat, dan bahkan memusuhi orang-orang yang bersyahadat, maka ialah golongan orang kafir. Ada pula yang berpura-pura bersyahadat, padahal hatinya menolak, maka ialah munafiq. Dan ada pula yang dengan ikhlash mau menyerahkan dirinya dibawah kalimat syahadat, maka ialah orang mukmin.

Dan hanyalah orang mukmin, yang akan beruntung, didunia dan akhirat tentu saja

Wallahu a’lam
[email protected]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)