Sering kita beranggapan bahwa belajar itu harus di kelas, dengan guru dan kurikulum tertentu. Tapi kita juga sering melihat bahwa orang yang bisa mencapai tahap akhir pembelajaran tidak ditentukan oleh hal yang seperti itu.
Orang bisa belajar dengan guru maupun tidak, dengan instruktur atau tidak. Itu sebenarnya hal biasa dalam kehidupan. Hanya untuk ilmu mengenal Tuhan kita wajib berguru walaupun dalam pengayaannya, kita akan mendapatkannya dari kehidupan sehari-hari.
Petani disawah, pekerja bengkel motor yang kita jumpai sehari-hari kebanyakan mereka belajar dari akumulasi pengalaman.
Menjadi bapak, ibu, suami, istri, juga lebih banyak dipandu dari pengalaman sehari hari dengan tanpa instruktur.
Hari ini saya belajar tentang mesin learning. Dan ternyata relevan dengan model pendidikan di dunia nyata.
Dalam mesin learning ada dua model pembelajaran. Supervised learning dan unsupervised learning.
Supervised learning adalah pembelajaran yang dipandu guru, dan unsupervised learning adalah cara belajar berkali-kali sampai ketemu titik optimal.
Unsupervised learning hapir mirip dengan learning by doing. Belajar dan melakukan sesuatu secara berkesinambungan sehingga didapatkan hasil optimalnya.
Sebenarnya hasil yang sudah optimal itu bisa dijadikan model training untuk supervised learning.
Oleh sebab itu sebenarnya dalam training-training parenting, keluarga saya sekali-kali ingin bahwa ada satu role model yang ditampilkan. Bukan semata dari trainer yang mendapat ilmu supervised learning, namun juga dari praktisi yang ilmunya banyak didapat dari unsupervised leaning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)