Dulu, saya tertarik memahami agama ini dari pintu kealiman. Kalau kita menjalani agama ini dalam bingkai kealiman, agama ini akan terjaga, orang yang menjalankan agama ini akan merasa nikmat dan senang, tidak terbebani dengan drama yang tidak perlu.
Bahkan, syariat agama ini, juga harus dijaga dengan pikiran sehat, agar agama ini berjalan dalam landasan filoshofinya, berjalan sesuai dengan maqashidnya.
Sebagai contoh begini. Menyembelih hewan Qurban adalah Sunnah Muakkad, tidak diragukan keutamaannya. Jika satu kampung semua ingin menyembelih hewan Qurban semua, apa yang akan terjadi? Apa selaras dengan maqashid Qurban? Jika satu Qurban Sapi 25 juta, maka dalam waktu 4 tahun, kita sudah bisa membebaskan tanah untuk sekolah, tanpa harus hutang ke Bank.
Jadi jika kemarin ada berita tentang satu kampung yang kurban sapi sebanyak 60 ekor, orang abid bergembira, tapi orang alim menangis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)