Pagi ini mendapat pelajaran penting. Dan saya bersyukur mempunyai hobi catat mencatat, sehingga apa yang saya rasakan bisa sedikit terdokumentasi, dan kadang kalau ada waktu, catatan itu saya baca kembali.
Sering orang berfikir bahwa kemampuan seseorang menjalankan ibadah, semata karena kemampuannya (intrinsik factor).
Sebagai contoh. Seorang yang bisa tahajjud, itu hanya terjadi karena motivasi dia sendiri. Karena sifat rajin dan tidak malas. Dan bahayanya, orang lain yang tidak seperti dia dianggap mempunyai derajat dibawahnya. Itulah mengapa orang harus mengimbangi sifat abid dengan alim dan dengan tazkiyah.
Saya pernah tidak tahajud dalam tempo lama, karena setiap pagi badan saya sakit semua. Capek, sakit, fikiran terganggu dan tidak fokus.
Namun pernah juga saya tahajjud dalam sebuah keheranan, mengapa badan saya seringan ini? Bagun tidur tidak capek dan mudah mengerjakan sholat.
Ini bukan pembenaran seseorang yang tidak beramal. Motivasi agar senantiasa beramal harus tetap ada. Namun kekuatan dari Allah ini saya rasakan ada.
Oleh sebab itu amal itu tetap ada dimensi ilallah dan minnallahnya.
Dalam dimensi ilallah kita berusaha dengan usaha kita, dalam diemensi minallah kita berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan agar kuat beramal. Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Menjelang Subuh ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)