Sebagai contoh, misalnya kamu mempunyai niat untuk melanjutkan sekolah. Sebelum kamu mengawali apapun maka yang pertama merintangimu adalah pikiranmu sendiri.
- Buat apa sekolah toh banyak sarjana nganggur.
- Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau hanya bisa teori.
- Kan banyak orang berhasil tanpa sekolah.
- Bapakmu orang kecil le, kamu cari kerja saja.
- Itu Pak Paryono, gak sekolah aja bisa kaya le.
- Anak Paklikmu itu sampai sekarang juga belum dapat kerja, terus buat apa sekolah?.
Bisa jadi kamu lolos dari bisikan negatif bapakmu, meskipun dengan hati penuh kepiluan. Namun ternyata belum selesai. Muncul bisikan dari tetanggamu, temanmu, yang tak kalah dahsyat. Masihkah kamu akan lolos?
Apakah kita tidak boleh menghitung resiko ?
Wajib. Namun bisikan berbeda dengan menghitung resiko. Bisikan hanya memberikan pertimbangan negatif, namun tidak mempertimbangkan peluang sama sekali. Bisikan biasanya tidak memperhitungkan bagaimana seandainya setelah lulus kamu bekerja di pengeboran minyak? Kamu menjadi CEO perusahaan Multinasional? Kamu mendapat ilmu dan pengalaman untuk membangun masyarakat?
Untuk lebih jujur dalam membuat pertimbangan, kamu bisa melakukan SWOT. Disini segala sesuatunya bisa dihitung dengan lebih adil.
Kamu Butuh Pendukung
Untuk melawan bisikan negatif, kamu membutuhkan bisikan positif. Mungkin kamu perlu meminta pendapat kawan yang tidak pesimis. Bisikan dari kawan yang optimis menyuntikkan energi besar.
Jika kamu tidak memiliki kawan-kawan yang mampu memberimu semangat, cobalah melihat film atau membaca buku-buku inspiratif dan menggugah.
Bagi kamu yang lulus SMA, kemudian galau antara sekolah dan tidak, galau antara sekolah dan pendapatan orang tua yang pas-pasan, maka membaca buku "Mimpi Sejuta Dolar", "Laskar Pelangi" atau "Sang Pemimpi" akan membuat jantungmu bergegup, semangatmu terpompa.
Coba saja ...
*) Gambar ilustrasi dari internet..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)