Sabtu, 20 September 2014

Mengenal Potensi Anak

Dulu, dan masih banyak juga saat ini, orang tua dan pendidik hanya mengenal anak cerdas dan tidak certas, pintar dan tidak pintar.

Siapa yang pintar? Anak yang mempunyai rangking di sekolah  satu sampai lima. Siapa anak yang agak pintar? Anak yang mempunyai rangking 6 sampai 10. Itu saja, simpel sekali.

Lalu, bagaimana penilaiannya. Anak mengerjakan soal? Soal jenis pertama adalah menjawab pertanyaan dengan jawaban yang ada di buku, sebagian lain menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan logika matematika. Itu saja.

Metode pembelajaran seperti itu akan membuat anak yang mempunyai bakat-bakat diluar itu masuk ke dalam kategori kurang pintar. Bagaimana jika ternyata anak mempnyai bakat dan passion mengutak-atik sesuatu? Bagaimana dengan anak yang bakatnya bermain musik atau menggambar ? Bagaimana dengan anak yang cerewet? mereka  sulit mengembangkan diri, karena dia mempunyai passion A, namun sistem memaksa menggunakan passion B.

Sekarang kurikulum memang sudah 2013, berbasis kompetensi. Namun banyak pendidik yang belum memahami philosopi dari berbasis kompetensi, apalagi orang tua. Berbasis kompetensi pada dasarnya adalah mengembangkan anak sesuai dengan bakatnya, passionnya, berdasarkan "kecerdasan sebenarnya".

Sekarang muncul teori kecerdasan baru, Multiple Intelegence atau kecerdasan jamak yang dikembangkan Howard Gardner dan banyak didukung oleh pada pendidik kekinian. Konsep ini lebih adil karena kecerdasan tidak dipandang soal IQ semata, namun lebih dari itu. Hal yang terkait dengan IQ (matematika - logika - bahasa) hanyalah bagian dari kecerdasan Jamak. Ini sekaligus untuk menjawab, mengapa tidak semua orang yang mendapat rangking satu selalu sukses di kemudian hari ?

Itulah mengapa anda mengerti, mengapa rangkin lima besar di kelas selalu anak yang sama, karena yang diniliai adalah passion anak yang mempunyai kecenderungan (logika - matematika - bahasa).

Kecerdasan Jamak Menurut Gardner (connectionsacademy.com)


Every child special, everybody special. Setiap anak spesial, setiap orang spesial. Allah memberikan mereka kemampuan berbeda-beda, tidak sama, agar dunia ini berputar. Wa ja'alna hum syu'uban wa qaba ila li ta'arafu . Selain menciptakan gen secara biologis, Allah menciptakan gen kecerdasan yang berbeda-beda.

Sebagaimana yang saya kutip dari sebuah fanpage parenting, paling tidak ada 9 kecerdasan
  1. Kecerdasan musikal
    Kecerdasan ini ditunjukkan anak mudah sekali mengikuti dan mengingat lagu. Cara melatihnya adalah dengan mendengarkan musik dan bernyanyi. Mengajarkan anak menyanyikan lagu-lagu sederhana sesuai usia mereka. Melakukan pekerjaan dengan bernyanyi, misalnya saat mandi dan bangun pagi. Dalam dimensi yang lebih luas, anak type ini mempunyai potensi membaca Al Quran dengan baik.
  2. Kecerdasan Intrapersonal
    Berkaitan dengan kemampuan daya tahan, untuk tidak mudah down, gigih berusaha, tidak minder. misalnya ketika mengikuti perlombaan, tampil depan umum. Cara melatihnya adalah mengajarkan anak untuk terbiasa berada dalam sebuah kelompok dan berinteraksi dengan teman - teman sebayanya.
  3. Kecerdasan interpersonal (sosial)
    Adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan anak beradaptasi, bekerjasama, berelasi dengan lingkungan teman sebaya dan orang di sekitarnya. Cara melatihnya adalah dengan memberi kesempatan si kecil sering ditemani untuk bergaul bersama teman - teman sebaya, bermain dan berkomunikasi pada anak- anak seusianya.
  4. Kecerdasan visual spasial
    Adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan memahami pandang ruang. Yakni anak mampu membedakan posisi dan letak serta membayangkan ruang, Di kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang dan samping. Cara melatihnya adalah setiap melakukan kegiatan yang berhubungan dengan posisi atau ruang hendaknya orang tua selalu sambil menyebutkan, misal : Tolong dong, adik letakkan bukunya di atas meja, atau tolong kakak ambilkan buku yang jatuh di bawah meja. Sebutkan lokasi ruang, ajarkan si kecil melipat, menggunting, membalik dan menggambar.
  5. Kecerdasan natural (alam)
    Anak diperkenalkan dengan lingkungan hidup selain manusia , yaitu binatang, tumbuhan dan beraneka suasana alam, misalnya sesekali ajak anak memberi makan pada ikan atau ke kebun binatang, mengunjungi taman flora dan bermain di alam terbuka.
  6. Kecerdasan kinestetik tubuh
    Anak memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan tubuh misalkan gerakan tubuh saat berdoa, menggambar, melompat, berlari dan olahraga yang menggerakkan tubuh, menari, senam dan sebagainya. Cara melatihnnya ajak anak untuk latihan mencoret dan menggambar garis, lingkaran, melakukan gerakan senam dan menari.
  7. Kecerdasan moral
    Yaitu kepekaan anak untuk meresap kepatuhan dalam berperilaku yang baik, misalnya tahu mengucapkan terimakasih, maaf, permisi dan membedakan perbuatan baik dan buruk, bisa menahan diri untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap tata cara kesopanan. Caranya adalah melatih dalam kelompok bermain dan melakukan peraturan peraturan dalam permainan, ajarkan anak patuh dan memahami aturan sederhana misalnya bermain petak umpet.
  8. Kecerdasan verbal linguistik
    Anak dapat berbicara dan menceritakan suatu kejadian yang dilihatnya dengan mudah, terangkai dengan baik dan kronologis kejadian tidak melompat lompat. Cara melatihnya adalah sejak dalam kandungan dan setelah lahir anak sering diajak bercakap cakap, berbicara dengan orangtua, teman sepermainan, menceritakan dongeng dan menyanyikan lagu anak - anak.
  9. Kecerdasan logika matematika
    Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk memahami persoalan dan memecahkan teori sederhana yang berkaitan dengan angka. Cara melatihnya adalah mengajarkan anak mengelompokkan mainan yang dimiliki, menghitung buah buahan dan membagikan makanan kecil dan menyebutkan jumlah yang diberikan, mengelompokkan benda mainan seperti dadu berwarna, mainan berbentuk buah dan bunga.

Setiap anak terlahir unik, dan tugas orang tua membantu anak mengembangkan diri berdasarkan "gen kecerdasan" yang dimilikinya. Dengan demikian anak akan mendapat kekuatan dahsyat tanpa bekerja lebih keras, karena apa yang dia lakukan sesuai dengan passion dia.

Lalu bagaimana mengetahui dimana kecerdasan anak kita ? Ada tes Multiple Intelegence Research(MIR), atau jika tidak, kita bisa melakukan pengamatan secara kualitatif.

Anak saya yang pertama, mempunyai kecenderungan di logika matematika, gaming strategi, sudoku dan  suka menggambar. Mungkin bisa mengembangkan diri di Scientific dan Engineering.

Anak saya yang kedua suka desain, menyanyi, menari.  Mungkin cocok di Musikal atau Kinestetik. Memasak,  desainer pakaian mungkin cocok untuknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)