Kalau dalam pengertian kebanyakan orang sekarang yang dinamakan sedekah itu adalah mengeluarkan harta benda. Uang, emas, perhiasan, dan sebagainya.
Sebenarnya konsepnya tidak demikian. Rezeki itu tidak terbatas uang. Kesehatan, kepandaian, fasilitas yang kita punya sebenarnya rezeki juga, yang bisa kita sedekahkan
Tabassumuka fii wajhi akhiika shodaqoh. Senyum diwajahmu kepada saudaramu adalah sedekah, begitu hadits yang dihafal anak saya yang masih TK.
Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang sedekah sampah, saya akan melanjutkannya ke sedekah cahaya.
Ceritanya disebelah rumah saya ada gang kecil ke belakang rumah, dan patut diketahui bersama, desa saya termasuk desa yang gelap karena penerangan yang diadakan pemerintah desa minim, semua harus swadaya.
Maka berdasarkan persoalan itu muncullah ide untuk memasang penerangan di jalan samping rumah itu. Kebutuhannya adalah kawat, pitingan lampu outdoor, kabel lampu LHE dan sedikit keahlian memasang lampu. Panitianya hanya satu orang Cak Edy sendiri.
Byaaarrrrr... jalan yang biasanya gelap gulita mendadak terang benderang. Dengan memasang lampu berarti kita telah bersedekah cahaya tiap malam.
Bukankah amal yang baik adalah amal yang terus menerus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)