Selama ini saya hanya menggunakan musik dari speaker komputer, atau speaker handphone atau speaker portable yng pernah saya beli seharga 100 ribu. Adapun suaranya ya daripada gak dengar musik. Bass dan treblenya pasti gak keluar.
Kalau jalan-jalan ke toko elektronik saya membayangkan membeli seperangkat sound system dengan pemutar musiknya. Tapi suara hati saya selalu bilang, apa sudah sepenting itu.
Hari raya kemarin di rumah mertua saya menemukan speaker aktif lama saya yang tidak terpakai karena sedikit rusak. Potensionya rusak dan bagian penyangga potensionya patah.
Saya masih malas mengganti potensio, dan hanya meminyakinya dengan minyak rantai motor. Alhamdulillah berfungsi walaupun 75%. Lalu bagian yang patah saya sambung menggunakan lem tembak plastik. Speaker aktifpun berfungsi normal dengan suara yang tak mengecewakan. Bass dan treeblenya sudah nendang.
Speaker aktif yang saya perbaiki ini merk Simbada yang tempo dulu hanya saya beli dengan 150 ribu. Powernya kecil. Mungkin hanya menggunakan IC LA4440 saja. Desain bagian woofernya yang membuat dia mengalahkan speaker aktif yang banyak dijual di toko elektronik dan digunakan untuk memutar musik di pom bensin.
Bagian kedua yang dibutuhkan adalah pemutar musiknya. Saya menggunakan yang ada di rumah saja. Banyak bangkai handphone dirumah. Kelebihan bangkai handphone adalah dia mempunyai fungsional yang lebih baik daripada mp3 player biasa. Punya layar dan file explorer yang memadahi untuk memilih lagu. Di saat yang lain, saya bisa menggunakan fasilitas radionya.
Tinggal membelikan SD Card 8GB sudah cukup untuk menaruh ribuan file mp3.
Sekarang saya bisa bekerja sambil mendengarkan keroncong in lounge "saving all my love for you".
Bekerja sambil mendengarkan musik ternyata membuat lebih santai om. Maka tak salah jika saya menemui beberapa geek programmer selalu dengan headphone di kepalanya.
#lifestyle
Kamis, 07 Agustus 2014
Perangkat Musik Sendiri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)