Tadi Malam, istri tiba-tiba membangunkan saya. Ilma, anak nomor dua saya panas. Saya berusaha berdiri bangun dari tempat tidur namun aneh saya tidak bisa.Tangan saya sangat sulit bergerak, kaki juga. Saya lumpuh.
Hati saya tetap tenang namun tetap ada rasa khawatir, karena anak saya kecil-kecil dan tak mempunyai devisa cukup banyak.
Saya mencoba meraba, kira-kira sakit apa. Pertama saya mengira stroke. Saya minta istri saya makukan cek tekanan darah. 150 mmHg batas atas. Peluang stroke kecil.
Cikungunya ? Tapi biasanya cikungunya diawali dengan panas, ini tidak.
Dengan sisa tenaga saya nyalakan netbook, sulit sekali nyalainnya, Tangan dan jari saya kaku. Tapi saya paksa, saya ingin tahu, ingin tahu, sambil berharap mudah2an ada prnyakit lumpuh yang tak berbahaya. Saya cari dengan kata kunci "lumpuh setelah bangun tidur".
Sayangnya saya malah mendapatkan jenis penyakit yang berbahaya. Guillain Barre Syndrome. Dulu binaan istri saya meninggal karena penyakit ini.
Obat GBS sangat mahal. Opnamenya lebih dari 18 hari, dan obatnya bisa mencapai puluhan juta, bahkan jika kelumpuhan mencapai jantung. Nyawa taruhannya.
Saya menelpon adik saya, juga tetangga depan rumah yang punya mobil yang sering saya mintai tolong mengantar kalau ada apa-apa, dan kemenakan saya. Saya minta diantar ke RSUD Tulungagung. Tujuan utamanya Unit Gawat Darurat.
Di mobil saya membayangkan apa yang akan terjadi. Jika saya meningal, alangkah kasihan keluarga saya, saya tak meninggalkan apa-apa kecuali Asuransi Pendidikan Takaful untuk anak saya kedua. Disitu termasuk asuransi jiwa seandainya saya dipanggilNya. Hanya itu. Saya juga masih punya tanggungan hutang yang belum terbayar. Bagaimana kelak kalau Allah menanyakannya ? Atau jika tidak, apakah nanti saya akan jadi beban keluarga. Jika saya lumpuh, bagaimana saya bisa mengkode, bisa bekerja ?. Apa saya siap seperti Sinta Nuriyah, atau Prof Hawking ?
Sebelum saya berangkat saya berikan pasword-password kepada adik saya. Juga hal-hal penting lainnya. Sehingga, kalau terjadi apa-apa semua sistem yang diamanahkan kepada saya masih berjalan.
Namun entah, walaupun ada banyak fikiran, namun ada hawa tenang di dada saya. Saya serahkan semuanya pada Allah dan saya berdoa sebisanya, sambil melantunkan apa yang sering saya ajarkan kepada jamaah Yasin yang saya bina : perbanyaklah membaca istighfar, maka Allah mengabulka doa doamu.
Lantas saya baca istighfar selama perjalanan ke RS, dan saya teruskan setiba di RS sampai saya tertidur.
Begitu sampai di RS, dokter melakukan cek awal. Saya disuruh angkat tangan, nendang dsb, utk melihat fungsi motorik saya. Satu pertanyaan yg langsung saya tanyakan, yang selama diperjalanan membuat risau. Apakah saya terkena GBS dok? Entah, namun jika GBS, lumpuh mengalir dari kaki ke atas, apakah lumpuhnya mengalir ? Tidak, jawab saya. Saya sedikit lega.
Paginya hari saya ketahui, saya lumpuh akibat kekurangan kalium. Dan dokter segera memutuskan memberi infus untuk meningkatkan kadar kalium dalam darah. Saya terharu dan bergumam, Terimakasih ya Allah.
Ditulis di ruang IRD RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Bersambung.....
#healthly #memoar
Selasa, 25 Februari 2014
Kejadian Malam Senin itu, Bangun Tidur dan Tubuhku Lumpuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
[…] ini melanjutkan tulisan saya sebelumnya, dimana tiba-tiba setelah bangun tidur tubuh saya […]
BalasHapus