Sabtu kemarin saya berniat mengantrikan anak saya yang sakit ke dokter. Karena dokter tak ada, saya mampir sebentar ke SAKINAH Supermarket yang milik PP Hidayatullah itu.
Saya melihat foto Pak Iman Supriyono dan bukunya di banner masuk toko buku Sakinah itu. Satu yang menarik perhatian saya, buku Guru Goblok ketemu Murid Goblok. Saya tanyakan ke penjaga toko, lantas langsung kubeli.
Mengapa langsung saya beli ? Pertama karena saya kenal dengen pengarangnya. Alumni Teknik Mesin ITS, dan senior saya di kepengurusan Masjid ITS. Kedua, dalam profil dosen wali saya di FB, salah satu buku favoritnya adalah buku ini. Berarti tak main-main. Ketiga, judulnya unik, isinya pasti unik. Buku ini menceritakan pengarang dan beberapa orang (Murid Goblog) dengan Pak Rohim (Guru Goblog), seorang notaris yang menjadi mentor bisnis bagi pemula.
Intinya, seseorang itu harus terus belajar, dan mengajar. Dan keduanya harus tetap merasa goblok agar berkembang. Orang goblok juga perlu banyak praktek tak seperti orang pinter.
Dikisahkan, sebuah pertanyaan diajukan kepada Mahasiswa FK. Siapa diantara anda yang pernah mengobati orang sakit, dan sembuh ?. Semua angkat tangan. Kemudian diantara mahasiswa Fakultas Sastra : Siapa diantara anda yang pernah menulis dan dimuat dikoran ? Cuma 15% yg angkat tangan.
Pendidikan di Kedokteran yang fokus pada praktek memberikan output yang lebih baik dibanding jurusan lain.
Itu diantara isinya, yang lain masih banyak. Tak mahal, di swalayan Sakinah harganya 45.000 diskon 15%. Hitung sendiri :)
Posted via email from achedy's posterous
Apa itu bisa diambil kesimpulan kalau mahasiswa sastra goblok begitu juga dengan dosennya. Dan mahasiswa kedokteran itu pinter, begitu juga dengan dosennya?.
BalasHapusLebih tepatnya sistemnya :)
BalasHapus