Minggu, 10 Oktober 2010

Balajar dari Produk Cina

Setelah saya amati, ternyata saya banyak membeli produk-produk Cina. Berbagai peralatan komputer seperti : Mouse, Flash Disk, Cooler Pad, Game Pad, USB BlueTooth yang saya punya adalah produk Cina, bahkan mungkin notebook saya ini : Axioo, adalah keluaran Cina juga.

Ponsel CDMA saya : ZTE, adalah produk Cina. Peralahan lampu, jam dinding, juga saya yakini sebagai produk Cina. Cina telah menjadi raksasa baru dalam perdagangan dan bisa menciptakan produk yang sadar maupun tidak sadar telah terbiasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya iri dengan ini. Mengapa Indonesia tidak bisa ? SDA ? Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil alam, baik hayati maupun tambang. SDM ? Berapa ratus ribu insinyur yang diwisuda setiap tahun ?

Saya teringat akan kuliah Twitter bang Zulkiflimansyah beberapa waktu yang lalu mengutip kata-kata Habibie, "Indonesia seharusnya memulai dari akhir dan mengakhiri dari Awal". Tak perlu riset, negara maju telah membuat riset terbaiknya, barang sudah jadi, dan pekerjaan kita hanya mencontoh. Riset adalah perkara selanjutnya untuk memberi nilai tambah, dan membuat produk yang lebih baik. Itu, mengapa produk Cina lebih murah, dan mengapa terkadang lebih kretif.

Melawan produk negara industri maju yang sudah mapan tentu tak akan mudah, oleh sebab itu produk Cina berfikir soal lain : soal harga dan kreatifitas. Hanya itu yang dia bisa gunakan untuk melawan hegemoni produk industri maju yang telah eksis selama bertahun-tahun.

Produk Cina menekan harga gila-gilaan karena mereka tak butuh riset, negara maju telah membuatnya, mereka tinggal mencontoh saja. Mereka juga mencari bahan kelas murah untuk membuat produk. Tidak semua orang mencari produk bermutu, sangat banyak orang membutuhkan produk murah.

Produk Cina juga jago dalam soal kreatifitas, meskipun kadang hanya menggabungkan beberapa fungsi dalam satu perangkat, yang tak di produksi oleh negara maju. Inilah yang membuat produk mereka dicari.

Produk mana yang membenamkan TV analog ke dalam ponsel ? Negara maju mengajarkan kita menonton TV melalui saluran selular. Hasilnya kualitas TV tak bagus, dan pulsapun melayang. Ponsel Cina bisa menghadirkan TV dalam ponsel dan memutarnya dengan kualitas gambar bagus dengan tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.

Kemarin malam minggu, ketika berjalan-jalan di pasar kaget saya menjumpai senter produk Cina yang cahayanya terang benderang karena terbuat dari LED. Berfungsi sebagai senter, dan jika listrik padam bisa dijadikan lampu cadangan. Adapun jika baterainya habis ada colokan listrik tempat dia mengisi ulang baterai. Tak ada orang yang tak ingin membelinya.

Bagaimana dengan Indonesia. Bisakah membuat produk-produk sendiri. Jika kita beralasan bahwa ini negeri pertanian, biasakah kita mengolah hasil pertanian ini menjadi produk dengan harga lebih baik ?

Itu yang harus kita fikirkan !

4 komentar:

  1. Axioo itu kantor pusatnya di Singapura, tapi klo notebook kabarnya dirakit 100% di Indonesia. http://www.axiooworld.com/region/index.php?act=profile&id=2

    BalasHapus
  2. berarti ada nilai kreativitas juga dalam produk cina ya, ga sembarang mencontoh contek abis..
    dari dulu yg kesan yg menempel buat saya tentang produk cina adalah membajak, menjiplak, kualitas rendah .. bagus banget kalau ternyata mereka sudah beranjak ke tahap kolaborasi produk :P

    BalasHapus
  3. @Donny Reza : dibuat di China, di rakit di Indonesia, tapi kantornya di Singapura. Kira2 begitu ya ? Soalnya dibawah casingnya ada kata Clevo co, made in China :)

    @Haikal ada yg nyontek habis dg kualitas rendah, ada yg kreatif dg memanfaatkan teknologi barat, dan ada yg memberi nilai tambah dg menggbungkan beberapa fungsi dalam satu device, dsb. Intinya org ibgin beli ketika melihat produk mereka. Meskipun produk ponsel mereka tak terlalu berkualitas, tapi saya tertarik juga kok dg dual SIM dan TV nya hehehe.

    BalasHapus
  4. China memang raksasa baru di dunia, negeri ini perlu mencontoh bagaimana china bisa seperti itu

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)