Mohon maaf jika terlalu lama menunggu kelanjutan tulisan serial saya tentang penanggalan. Ini terjadi karena kesibukan saya, dan tulisan seperti ini tidak bisa dikerjakan lewat HP sambil momong anak seperti tulisan-tulisan ringan saya yang lain.
Menyambung artikel sebelumnya, hisab artinya menghitung. Dan karena perputaran benda-benda langit diciptakan Allah begitu teratur, maka posisi bendalangit terhadap bumi bisa ditentukan dengan presisi.
Perbedaan tanggal 1 bulan Hijriyah bukan hanya disebabkan karena perbedaan metode penghitungan terutama metode lama dan modern, namun ada juga yang disebabkan karena perbedaan dalam menentukan kriteria bulan sabit itu. Bisa jadi metode dan hasil penghitungannya sama, namun yang satu menganggap sudah memenuhi kriteria tanggal satu sedangkan yang lain belum.
Beberapa kriteria Hisab yang umum digunakan antara lain :
1. Kriteria Wujudul Hilal
Jika pada hari terjadinya konjungsi (ijtimak) telah memenuhi dua kondisi, yaitu:
- Konjungsi (ijtimak) telah terjadi sebelum Matahari tenggelam.
- Bulan tenggelam setelah Matahari.
Pada metode ini asal saat matahari tenggelam posisi bulan sudah berada di atas ufuk ( lebih dari nol derajat ), maka malamnya sudah masuk tanggal 1. Kriteria ini tidak mengacu pada kenampakan hilal namun mengacu pada adanya (wujud) hilal. Metode ini dipakai oleh Muhammadiyah.
2. Kriteria Danjon
Andre Danjon, seorang astronom Perancis pada 1930-an menyimpulkan bahwa Hilal tidak akan dapat diamati jika jarak minimum elongasi Bulan dan Matahari kurang dari 7°.
3. Kriteria Imkanur Rukyat
Pemerintah RI melalui pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) menetapkan kriteria yang disebut Imkanurrukyat yang dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan bulan pada Kalender Islam negara-negara tersebut yang menyatakan :
Hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah berikutnya apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut:
- Ketika matahari terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang dari 2° dan
- Jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3°. Atau
- Ketika bulan terbenam, umur bulan tidak kurang dari 8 jam selepas ijtimak berlaku.
Sebenarnya masih ada kriteria-kriteria lain, namun paling tidak tiga kriteria itulah yang terkenal saat sebagai acuan untuk menentukan tanggal 1 syawal berdasarkan hisab. Sebenarnya kita bisa membuat studi kasus dalam menentukan tanggal 1 dengan simulasi. Tapi nanti saja kalau sudah ada waktu.
Setelah ini akan kita bahas tentang kalender Jawa yang berbasis penanggalan Hijriyah.
Bersambung ...
Bahan Bacaan :
- Rukyat Hilal Indonesia
- Nanang Samudra KA, Perhitungan Hilal untuk 1 Syawal 1430 H
- Rusmanto, Hisab-Rukyat dengan KStars
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)