Jumat, 16 Januari 2009

Maryamah Karpov

Semenjak, membaca Laskar Pelangi, minat saya membaca sastra menjadi besar. Padahal, sebelumnya, saya tak tertarik sama sekali dengan yang namanya Novel, apalagi puisi. Sekarang saya sudah menyukai novel, namun belum untuk puisi. 

Saya mengikuti dengan seksama buku-buku Andrea, sejak Laskar Pelangi sampai Maryamah Karpov. Tentang Maryamah Karpov, sudah saya khatamkan beberapa hari yang lalu.

Dari kesemuanya, yang paling menarik sesungguhnya cerita laskar pelangi itu, kemudian yang kedua Arai memberi nafas baru bagi novel Sang Pemimpi. Dan tetap saya teruskan ke buku bagian ketiga yang menceritakan pengalaman  sekolah di Eropa.  Ketiga buku itu berbicara tentang semangat pantang menyerah seseorang dengan berbagai keterbatasannya. Inspiratif, motivator, dan gaya bahasanya membuat kita tidak lelah meski sedang membaca bagian-bagian tak penting sekalipun.

Bagian terakhir adalah Maryamah Karpov yang gambarnya sudah sejak lama muncul. Seorang cantik yang sedang  menggesek biola. Saat membaca buku kedua, baru saya paham, mungkin wanita itu adalah Nurmi, anak Mak Cik Maryamah yang sempat disinggung pada buku kedua.   Apalagi ada isu bahwa isi buku itu bersangkut paut dengan kegigihan seorang wanita Belitong. Sungguh menarik, ia akan memberi ruh pada novel keempatnya itu, sebagaimana Arai yang memberi ruh pada "Sang Pemimpi".

Namun ternyata tidak, kecuali gaya bahasanya yang menarik, secara konten novel ini tak terlalu menarik. Tidak ada cerita penting tentang Maryamah, Nurmi atau bahkan kegigihan perempuan Belitong seperti yang saya bayangkan.  Satu-satunya alur yang ada di novel ini adalah drama pencarian A Ling, itupun menurut saya jalan ceritanya sangatmengada-ada dan  tidak masuk akal.

Kalau dikatakan novel ini menjadi penutup, sesungguhnya amat saya sayangkan, karena buku pertama sampai ketiga memberi motivasi untuk berjuang meraih ilmu dan cita-cita, namun di akhir kisah, orang yang mempunyai tekad kuat untuk belajar sampai luar negeri itu akhirnya hanya menjadi orang kampung dengan kapasitas dan kegiatan yang sama sekali tak penting. Munurut saya, harus ada satu episode lagi sehingga rangkaian cerita  ini tidak menjadi suul khotimah.

1 komentar:

  1. Siapa tau seperti Harry Potter kali mas.
    Beberapa kali diberitain akan habis, ga tau nya belon juga hingga yg terakhir ini kan baru the end.
    Tapi kali2x aja berubah pikiran ...

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)