Kalau saya boleh kagum, maka saya sangat mengagumi saudara saudara seperjuangan yang ada di Trenggalek. Mereka yang konsisten berjuang di sana, juga mereka yang sehabis kuliah pulang kampung ke sana. Yang saya kagum adalah karena mereka tidak takut dengan urusan ekonomi dan berbagai tetek bengek fasilitas yang hanya ada di perkotaan. Trenggalek hanyalah sebuah kabupaten Agraris dengan tingkat pendapatan asli daerah kecil.
Kalau ada rekan saya yang berani berjuang di Trenggalek, artinya dia memang orang yang mempunyai daya juang tinggi, kreativitas, optimisme dan tawakal yang luar biasa. Maka pantas memang jika saya kagum.
Di Idul Fitri kemarin, saya menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan Kang Moel. Beliau saya kenal sebagai orang yang dari awal berjuang di Trenggalek. Dari beliau saya mendapatkan banyak cerita perkembangan rekan-rekan Trenggalek. Wah, disana ternyata sudah bisa mendirikan SD, SMP dan SMK Islam Terpadu. Lebih hebat lagi ternyata beliau dan beberapa rekan bisa melihat peluang dari daerah Trenggalek yang komoditas utamanya memang Gaplek (ketela).
Lewat penelitian seorang Doktor di Unej, bisa dikembangkan tepung ketela yang melalui tahap fermentasi tertentu bisa menghilangkan bau dan rasa ketela. Bahkan tepung ini di klaim bisa menjadi campuran tepung terigu yang biasa didapat dari import itu. Bahkan beberapa kue lebaran menggunakan 100% tepung ini. Saya sempat menikmati kue yang disuguhkan saat lebaran itu. Suguhan yang sarat cerita.
Saya kira Trenggalek dengan potensi pertaniannya memang harusnya tetap berorientasi pada pertanian. Bagaimana pengolahan-pengolahan produk pertanian semacam ini bisa dilakukan untuk menambah nilai dari hasil bumi yang ada. Saat ini tepung ketela ini sudah dikembangkan secara pabrikan oleh Kang Moel dan kawan-kawan lewat CV Insan Sejahtera .
Sebelum pulang, saya sempat singgah pula di rekan saya yang lain, Yudiantono. Ini adalah rekan saya satu kos saat kuliah dulu. Bertekad untuk berwirausaha di Trenggalek. Dengan perjuangan yang mirip kisah di sinetron, dengan pengalaman berkali-kali jatuh bangun, sekarang dia mempunyai toko komputer dengan karyawan 4 orang.
Sebagai orang Trenggalek, saya benar-benar kalah.
saya jd iri... saya pun ingin punya usaha sendiri...
BalasHapusselamat Idul Fitri 1429H... mohon maaf lahir & batin juga...
sebagai tambahan, saya membuat tulisan tentang "Idul Fitri, Kembali Fith-rah ataukah Kembali Fith-run?"
silakan berkunjung ke:
http://achmadfaisol.blogspot.com/2008/10/idul-fitri-kembali-fith-rah-ataukah.html
(link di atas adalah tulisan ke-1 dr 2 buah link tentang Muhasabah Idul Fitri)
semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...
salam,
achmad faisol
http://achmadfaisol.blogspot.com/
Mohon maaf lahir dan batin
BalasHapusTaqobalallahu mina waminkum
(arisnb_entin)
jadi kapan mau mulai balik ndeso, mbangun ndeso koyo kang moel(yono)?
BalasHapusjangan mencukupkan diri menjadi karyawan thok cak, sudah waktunya yang muda yang berwirausaha, gusti Allah mboten sare kok... ;)
#DHIKA
BalasHapusEmoh cak, mundak didadekna caleg :D
lho, jika negara ini memerlukan caleg2 seperti sampeyan kenapa harus emoh? justru kita harus penuhi ruang2 yang demikian itu dengan orang2 soleh seperti sampeyan cak
BalasHapusgolek2 alasan emang paling gampang...hehehe
Pak Edy, thanks atas ilmu ngebloknya , walaupun belum begitu banyak , karena waktu yang terbatas , tapi bagi saya itu sudah cukup , untuk membuat saya memanfaatkan dan mengembangkan apa yang sudah saya pelajari, salam buat semuanya.
BalasHapus