Puncak dari Puncak Ramadhan

Saat ini kita sudah menapaki hari ke 23 dari bulan yang dinamakan Ramadhan. Bulan dengan berbagai atribut kebaikan, keutamaan dan berbagai pahala yang dilipatgandakan. Ramadhan adalah puncak bulan. Bulan yang keutamaannya tidak bisa didapatkan di bulan-bulan lainnya. Namun dipuncak bulan itu masih ada puncaknya lagi. Diantara 30 hari 30 malam itu ada satu malam yang yang jika kita beribadah di dalamnya setara dengan ibadah 1000 bulan. Sayang, banyak orang yang tidak menyadarinya.

Sekitar seminggu yang lalu, saya mengadakan Bakti Sosial yang salah satu itemnya adalah penjualan sembako murah.  Paket sembako yang sejatinya seharga 25500 itu kami jual dengan harga 20000. Hanya dalam waktu sekitar satu setengah jam, sembakopun ludes terambil. Semua antusias mengambilnya, untuk selisih 5500 saja.

Beberapa waktu lalu untuk mendapatkan zakat sebesar 30000 sampai 40000, di Jember para ibu saling berebut dan akibatnya 20 nyawa melayang. 30000 untuk sebuah nyawa.

Malam itu adalah malam serius. Sebuah amal dinilai sebagai amal yang sama selama 1000 bulan. Setara dengan 83,33 tahun. Karenanya seorang muslim yang menyadari akan memburu malam itu, karena tak gampang beramal dengan pahala berlipat sebanyak itu.

Malam itu adalam malam yang tak diketahui, dimana ia berada, namun, informasi yang kuat memberikan petunjuk bahwa dia turun pada malam ganjil pada sebuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. 

Seperti tadi malam, di Manarul Ilmi, tiap tahun akan selalu ada pemburu malam Qadar itu. Memang, hasil buruan tak akan menambah THR, tak akan bisa untuk uang muka rumah. Namun ini adalah investasi  jangka panjang, yang paru bisa kita ambil hasilnya setelah kita selesai menjalani tugas hidup kita di muka bumi ini.