Nganjuk

Hari ini saya baru pulang dari Nganjuk, dan baru sempat ngeblog lagi setelah beberapa lama vakum. Di Nganjuk saya menghadiri walimah adik istri saya. Kita doakan mudah-mudahan bisa mengarungi bahtera hidup dengan sakinah. Amin.

Secara nasional saya kira akhir-akhir ini Nganjuk menjadi lebih terkenal karena dimutasinya kapolres nganjuk gara-gara 'misuhi' kapolri. Dan yang paling membuat lebih terkenal adalah Joko Suprapto, orang nganjuk yang konon berhasil "mengecoh" Presiden sampai akademisi UMY, bahwa dia bisa membuat air menjadi bensin lewat sebuah proses yang dia sendiri nggak menerangkan prosesnya. Meskipun menggunakan sulap yang tidak secanggih Dedy Corbuzier, toh banyak orang tertipu olehnya.

Kemarin saat saya naik becak dari terminal bus, seorang tukang becak menawarkan jasa. Dia tawarnya 12500, saya tawar 10000 namun kenanya 11000. Namuns ampai tempat saya emberinya 15000. Mengapa ? Angin bertiup sangat kencang berlawanan arah dengan arah becak, dan saya kasihan melihat tukang becak yang kerepotan melawan angin. Di perjalanan dia berkata bahwa ada pemadaman listrik bergilir dalam beberapa hari ini. Pemadaman terkait dengan krisis energi.

Mengapa krisis energi, padahal di musim-musim seperti ini angin bertiup dengan sangat kencang. Apakah angin tidak bisa kita jinakkan untuk kita jadikan energi alternatif. Saya kira lebih murah dibandingkan panel surya ? Nganjuk yang dijuluki sebagai kota angin saya kira harus mulai berfikir untuk memanfaatkan angin sebagai sumber energi.