Iseng browsing di detik com sore ini, dan terkejut saya melihat judul "Dua Pesawat Jatuh di Malang, 100 Penumpang Tewas". Saya klik, dan dibawanya saya ke Detik Surabaya. Apa yang anda rasakan ketika mendengar berita itu ? Sama. Sedih, sangat sedih, kecewa. Betapa beberapa kejadian kecelakaan udara belum berlalu dari ingatan kita, sekarang terjadi lagi. Dan yang lebih menyedihkan 100 penumpang tewas. Dan betapa jika benar, larangan terbang diatas Uni Eropa menemukan momentum pembenarannya.
Saya baca paragraf satu sampai empat. Hati saya berdesir, dan semakin sedih. Ingin saya berteriak, kenapa ini terjadi ?
Namun di paragraf lima saya terkejut, saya dapati kalimat
Anda jangan salah sangka dulu. Karena peristiwa tersebut, adalah bagian dari simulasi bla bla bla ...
Saya gembira bercampur kecewa. Gembira karena ini bukan kecelakaan sebenarnya, dan kecewa karena saya merasa tertipu. Saya kira berita kecelakaan seperti ini adalah berita besar yang tidak boleh dibuat main-main.
Saya tahu, bahwa niat detik Surabaya adalah untuk menarik pembaca, namun bahwa kemudian membuat main-main sebuah persoalan serius sampai empat paragraf pertama adalah sangat keterlaluan.
Mudah-mudahan detik Surabaya tidak lagi membuat persoalan serius menjadi sarana hanya untuk menarik membaca.
Iya, saya juga kadang suka kesal kalau baca berita2 yang pemuatannya norak seperti itu
BalasHapusMenurut pengamatan saya, detik.com (secara keseluruhan) memang suka menulis berita dengan cara seperti itu.
BalasHapusmemprihatinkan memang :)
Bukannya detik emang seperti itu?
BalasHapusMenyajikan berita ala koran lampu merah, dalam versi digital.
Nice blog nih. Menyedihkan memang wajah bangsa ini. Memalukan.
BalasHapusakurasi dan ketidakcermatan juga sering dilakukan oleh detikcom.
BalasHapushttp://nurulwibawacahya.blogspot.com/2007/12/ketidakcermatan-penyebutan-mayasari-dan.html
Misleading. Hal ini makin sering dilakukan pers. Tidak hanya media online, media cetak di Pontianak pun mengangkat angle serupa. Terutama yang bernaung di bawah grup yang sama.
BalasHapusMedia massa memang menunjukkan siapa pembacanya :).
Tabik.
Sudah lebih dari satu tahun terakhir, detik semakin "tidak profesional" dalam merekrut wartawan, sudah tulisannya "gak genah", suka bikin sensasi, apalagi kalau berita nyangkut "esek-esek", kaya tabloid 1000an aja ...
BalasHapusMungkin prinsipnya detik: 'Nek gak nyeleneh rak ana sing moco :)'
BalasHapusAssalammualaikum mas, saya kirain beneran ga taunya ga ya, : ). mas supaya bisa jadi anggota komunitas blogger muslim itu gmana mas?
BalasHapussaya juga tidak setuju dengan berita yg tidak benar adanya :)
BalasHapus#ADITYA
BalasHapus1. daftar sebagai anggota imb di daftar.muslimblog.net
2. kirim permohonan ke email pengelola -achedy-at-penamedia.com-