Oleh-Oleh Idul fitri 1428 H Bagian 5 (Habis)
Mudah-mudahan Idul Fitri 1429 mendatang berlangsung secara bersamaan. Jika demikian pastilah suasananya jauh lebih meriah, lebih guyub, dan lebih terasa nuansa persatuannya. Jika perbedaannya saja rahmat, apalagi kebersamaannya. Untuk saat ini saya berharap ada persamaan penetapan 1 Syawal untuk wilayah Indonesia, dan selanjutnya, mudah-mudahan untuk seluruh dunia.
Di Indonesia, jika kedua ormas besar NU dan Muhammadiyah bisa membuat kesepakatan, maka nyaris selesailah masalah Hari Raya ganda. Karena selain anggota jamaahnya sangat besar, ia juga dijadikan rujukan umat Islam lain yang tidak tergabung ke dalam kedua jamaah ini. Saya berdoa mudah-mudahan keduanya bisa segera membuat kesepakatan kriteria. Gagasan untuk membuat kalender Hijriah bersama adalah gagasan brilian yang tidak ada alasan untuk tidak didukung.Saya mencoba menerka-nerka. Apakah hari raya 1429 H yang akan datang akan bersamaan ? Ada dua jawaban.
Pertama, jika sebelum Idul Fitri 1429 mereka sudah berhasil membuat kesepakatan, maka bisa dipastikan hari raya akan sama.
Kedua, jika mereka tidak bisa membuat kesepakatan kriteria, maka jawabnya agak panjang. Memang masih ada ganjalan pada metode rukyat jika keadaan mendung, namun kemungkinan seluruh wilayah Indonesia terjadi mendung secara bersamaan akan sangat kecil. Apalagi akhir-akhir ini menurut perhatian saya semuanya telah menggunakan hisab, walau NU mengatakan bahwa hisab hanya untuk pelengkap. Pada suatu waktu nanti saya yakin NU akan beralih ke metode hisab juga dalam masalah ini. Berbagai proses penghitungan (hisab) yang dikemas dalam perangkat lunak (Software), terbukti telah mampu menyajikan proses perputaran benda langit ini dengan tepat. Mungkin meminjam istilah Yusuf Kalla, bisa digunakan metode dagang untuk menyatukan kedua pendapat ini. NU menerima penetapan 1 Syawal dengan Hisab, dan Muhammadiyah menerima kriteria bulan bisa dilihat (bukan hanya posisi bulan diatas ufuk). Bisa menggunakan kriteria yang ditetapkan konferensi kalender Islam di Istambul Turki pada tahun 1978, MABIM atau lainnya.
Saya akan memulainya dengan mencari gambaran kasar kira-kira tanggal 1 Syawal jatuh pada tanggal Masehi berapa ? Saya menggunakan software Pray Times For Windows versi 4.0.03 yang bisa didownload dari http://islamsoft.com. Dengan bantuan software ini 1 Syawal 1429 H jatuh pada 1 Oktober 2008. Dari informasi itu maka saya akan mencoba melihat gambaran hilal pada tanggal 29 dan 30 September. Jika pada tanggal 29 September hilal sudah memenuhi kriteria, berarti 1 Syawal jatuh pada tanggal tanggal 30 September dan jika pada tanggal 30 September hilal sudah memenuhi kriteria, berarti 1 Syawal jatuh pada tanggal tanggal 1 Oktober.
Gambar 1 Syawal Versi Pray Times (klik gambar untuk memperbesar)Saya melihat hilal (yang sebenarnya adalah hisab) dengan bantuan KStar di lingkungan Linux. Posisi saya adalah daerah Surabaya pada koordinat Longitude 112o 13′ 00″ E dan Latitude 7o 13′ 0″ S. Pada tanggal 29 september 2008, Matahari terbenam pukul 17.24 Sedangkan saat itu posisi bulan pada Altitude -1° 48′ 33″. Berarti masih dibawah ufuk (Horizon). Pada tanggal 30 Oktober 2008, Matahari terbenam pukul 17.24 Sedangkan saat itu posisi bulan pada Altitude 9° 32′ 12″.
Posisi bulan saat matahari tenggelam tanggal 29 September 2008 (klik gambar untuk memperbesar tampilan)

Posisi bulan tanggal saat matahari tenggelam 30 September 2008 (klik gambar untuk memperbesar tampilan)

Pada posisi lebih dari 9 derajat, bisa dipastikan bulan akan terlihat. Karena posisi 9 derajat masuk ke semua kriteria bulan bisa dilihat, maka saya optimis bahwa 1 Syawal 1429 H akan berlangsung secara bersamaan pada tanggal 1 Oktober.
Lebih optimis lagi, dengan menggunakan penghitungan Mohammad Odeh melalui software Acurate times yang beliau buat, pada 30 Oktober semua wilayah indonesia bisa melihat bulan dengan mata telanjang.
Daerah tampak hilal pada tanggal 29 Oktober menurut kriteria Muhammad Odeh (klik gambar untuk memperbesar tampilan)

Daerah tampak hilal pada tanggal 30 Oktober menurut kriteria Muhammad Odeh (klik gambar untuk memperbesar tampilan)

Meski demikian saya tetap berharap, penyatuan kriteria harus dilakukan, sehingga untuk selanjutnya kebersamaan Idul Fitri benar-benar akan bisa kita rasakan.