Membaca tulisan Pak Budi Putra mendorong saya untuk menulis hari ini. Saya tak mempunyai tema khusus, jadi menulis begitu saja.
Kalau dikatakan ngeblog itu adalah perkara menulis saya sangat setuju. Tulisan adalah ruh dari blog, sedangkan mesin blog dengan berbagai pernak-perniknya adalah jasad blog. Sekilas tampilan jasad bisa menarik pengunjung, tapi itu tak lain hanyalah tren sesaat. Berikutnya ruh blog yang pengejawantahannya pada tulisan itulah yang lebih menentukan.
Yang menarik lagi ada satu tips, "Begitu jari-jari Anda mulai menari di atas kertas, keyboard komputer atau keypad telepon genggam, teruslah menulis, jangan berhenti". Kata-kata itu sangat inspiratif bagi saya, dan langsung saya praktekkan di tulisan ini. Mencurahkan apa saja yang terlintas di kepala tanpa berhenti mengetik. Ini sangat menarik. Saya yang tak mempunyai gagasan khusus, akhirnya bisa membuahkan tulisan ini.
Biasanya jika saya tidak mempunyai ide yang benar-benar cukup layak untuk saya tulis di blog, maka saya tidak akan menulis apapun. Seperti yang anda tahu, beberapa hari ini aktifitas saya menulis di blog terhenti, karena selain saya tidak mempunyai ide menarik, saya juga terlalu berfikir tentang bagaimana tulisan saya bisa tersaji dengan menarik. Menulis tanpa henti adalah ide baru bagi saya, meski bagi orang lain mungkin tidak. Menulis tanpa henti, dan baru sedikit melakukan editing setelah tulisan selesai dibuat.
Biasanya ketika saya tidak menulis, bukan berarti saya tidak mempunyai ide sama sekali. Kadang saya mempunyai ide, tapi saya terlalu berfikir bagaimana menuangkan ide dalam sebuah tulisan yang sempurna. Terkadang saya lupa bahwa ini adalah blog, yang persoalan menulis sempurna tidak begitu menjadi prioritas nomor satu, karena prioritas nomor satunya adalah bagaimana sebuah gagasan bisa tampil menjadi tulisan yang bisa dinikmati diri sendiri dan orang lain. Tulisan sempurna akan tercipta dengan sendirinya jika kita sering menulis.
Banyak tulisan saya tertunda dan akhirnya sama sekali tidak jadi, bukan karena masalah ide, namun karena masalah teknis, terlalu takut jika tulisan yang saya hasilkan tidak layak baca.
Sebagai contoh, sewaktu Adang-Dani kalah pada pilgub DKI kemarin, dan kejantanannya untuk ikhlash hati mengakui Fauzi-Prijanto sebagai pemenang, adalah hal langka di negeri ini. Ini adalah peristiwa menarik yang bisa diblogkan. Namun sampai sekarang tak pernah muncul di blog ini karena persoalan-persoalan yang saya sebutkan diatas. Minggu lalu saya sempat pulang ke desa, dan sebenarnya ada cukup inspirasi untuk menuliskan tentang realitas masayarakat bawah yang tercekik dalam himpitan ekonomi. Mudah-mudahan topik yang ini tidak menjadi ide yang akhirnya kabur terbawa angin juga.
Ngomong-ngomong soal ngeblog, sebenarnya saya sangat mengagumi pak Budi Raharjo. Beliau adalah blogger paling rajin yang pernah saya temui. Hampir tiap hari ada saja yang ditulisnya. Meski topiknya banyak yang merupakan kejadian sehari-hari, tapi saya sangat enjoy membacanya. Mudah-mudahan setelah ini konsistensi beliau dalam ngeblog bisa menurun ke saya, he.. he...
Akhirnya, saya perlu menuliskan kutipan Steven Bradley yang dikutip di blog Pak Budi Putra,
1. Jangan berhenti menulis. Begitu jari-jari Anda mulai menari di atas kertas, keyboard komputer atau keypad telepon genggam, teruslah menulis, jangan berhenti.
2. Tulis apa saja. Anda bebas menulis apa saja yang Anda inginkan dan, tentu saja, yang Anda sukai.
3. Coba lebih spesifik. Jangan tulis soal mobil, tapi Volkswagen รข€” jangan tulis soal burung, tapi soal Cendrawasih, dan seterusnya.
4. Jangan khawatir soal tata-bahasa dan ejaan. Soal sunting-menyunting, itu urusan belakangan. Yang penting, jangan sampai ide yang mengalir sampai terputus hanya karena soal teknis.
Kutipan ini mempunyai inspirasi mendalam bagi saya, dan memberi spirit bagi saya agar lebih rajin menulis.
Rabu, 15 Agustus 2007
Menulis Begitu Saja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Langsung praktek... Isinya top! Selamat ya...
BalasHapusAyo, teruslah menulis....
Sepertinya memang mudah, tetapi praktiknya ternyata sulit juga... :D
BalasHapusSalut sm pak Budi Rahardjo yang energinya ngga pernah abis buat nge-blog... :)