Rabu, 31 Mei 2006

Lalu Apa Bedanya : Keprihatinan Terhadap Undian SMS

Seorang guru bertanya kepada muridnya yang masih belasan tahun, maukah dapat uang saku ? Dan serentak semuanya menjawab mauuuuu. Kalau mau, kirim SMS sebanyak banyaknya nya ke nomor XXXX dengan isi bla spasi bla. Jika beruntung, maka kita akan mendapat beasiswa Rp 500.000,- perbulan selama setahun.

Tercenung saya melihat iklan di TV Swasta Jawa Timur itu, ternyata "racun" undian SMS telah dipasarkan kepada anak-anak seusia sekolah. Anak sekecil itu diberi mimpi dan diajak untuk merelakan uangnya di sedot content provider. Hasilnya, akan ada satu dua orang yang nanti benar-benar akan mendapat beasiswa itu, dan ribuan lainnya tak akan pernah mendapatkan apa-apa. Kata beasiswa hanyalah tipu-tipu agar program undian SMS itu terkesan bagus dan mendidik.

Sebuah iklan lainnya dibidikkan kepada orang yang kepingin pergi ke tanah suci tapi belum mempunyai kemampuan. Ketik bla spasi bla dan kirim sebanyak-banyaknya ke XXXX, jika anda beruntung maka anda akan mendapatkan kesempatan menjalankan ibadah Haji.

Jika tidak cermat, maka kita akan melihatnya sebagai program yang teramat mulia, menghajikan orang. Hasilnya, mungkin akan ada banyak pemirsa TV yang melihat iklan itu lantas berfikir, coba-coba ah, seribu dua ribu, siapa tahu ...

Sebagai orang awam, saya lantas bertanya, apa bedanya program undian SMS semacam itu dengan judi togel ? Seorang penjudi membeli sebanyak-banyaknya nomor, lantas nomor diundi dan jika beruntung dia akan mendapatkan hadian dan yang kalah tidak akan mendapatkan apa-apa. Sama seperti pada program undian SMS diatas. Seseorang mengirimkan sekian banyak SMS yang bisa dianalogikan membeli nomor togel, lantas content provider yang dianalogikan dengan bandar mengundinya dan menetapkan satu dua orang pemenang. Sisa uang itulah yang merupakan keuntungan dari content provider (bandar).

Saya tidak mengatakan semua program berbasis SMS tidak boleh, namun saat ini ada banyak model bisnis SMS yang tak ada bedanya dengan mekanisme pada perjudian. Akibatnya penyakit mental yang ditimbulkanpun sama pula, membuai dengan mimpi-mimpi indah dan angan-angan kosong.

Jika saat ini telah banyak dilakukan tindakan pada para pelaku judi kartu dan togel, bagaimana dengan "judi model lain" yang beromzet ratusan juta itu ?