Selasa, 28 September 2004

Secara Sistemik

Ada satu hal yang saya catat dari kampanye kemarin. Perkataan KH Hasyim Muzadi. Beliau mengatakan korupsi di Indonesia ini merajalela. Dulu, sewaktu zaman orde baru, tatkala sistem pemerintahan terpusat, maka disana kita dapati korupsi yang terpusat. Maka kemudian, setelah Reformasi berjalan, maka orang mulai berfikir tentang kekuasaan yang lebih terdistributed, dengan tujuan salah satunya adalah, menghindari korupsi. Tetapi ternyata apa yang terjadi. Korupsi menjadi terdistribusi pula. Pemerintah daerah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang menjadi pusat-pusat korupsi pula.


Pengubahan sistem yang bagaimanapun sering hanya menjadi bahan exsperimen yang tanpa menghasilkan perubahan, atau bahkan menjadi lebih parah. Sekarang dengan otonomi yang diagung-agungkan, ternyata menjadikan bidang korupsi menjadi lebih maju.


Kalau dikatakan sebuah sistem pemerintahan tidak berpengaruh terhadap sebuah perilaku maka saya fikir tidak juga. Tapi yang paling berpengaruh adalah sikap mental, moral. Pertanyaannya, bagaimana membangun sikap mental ?. Apakah penyelenggara negara sanggup ?


Selama ini, sikap mental dibangun oleh lingkungan keluarga. Juga para ustadz, juga orang-orang yang intens di pendidikan. Selama ini merekalah yang paling berperan.


Namun, seringkali sebuah kebijakan berjalan berseberangan dengan moral yang diperjuangkan orang-orang itu. Kebijakan melegalkan tempat berzina, juga tempat-tempat hiburan yang bisa ditemui di mana-mana. Juga, ketidaktegasan menertibkan media-media yang amoral, dan sebagainya.


Dan bagaimana mungkin kita ingin membentuk komunitas masyarakat yang baik, jika ekosistem yang dibangun mendorong orang untuk melakukan hal-hal hal yang tidak baik. Bagaimana mungkin kita mendorong para ustadz untruk membentuk manusia yang bermoral, namun kanan-kiri kita, tempat-tempat hiburan diberi izin.


Kesimpulannya, membangun moral tidak mungkin berhasil jika sikap penentu kebijakan selalu berlawanan arah.


by achedy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)