Ketika saya membaca Riyadhus Shalihiin, maka ada sebuah hadits yang teramat berkesan di hati. Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah. Lalu saya membacanya berulang, karena ada makna luar biasa yang ada di balik hadits itu.
Kalau diartikan secara bebas, kira-kira pesan Rasul itu seperti ini, “ Janganlah seorang mukmin [lelaki] membenci mu’minat [perempuan] karena jika ia tidak menyukai kelakuannya, maka pasti ada kelakuan lainnya yang menyenangkan.”
Sebenarnya konteks hadist itu adalah pada seorang suami yang lagi marahan sama istrinya, akan tetapi sebenarnya kalau kita cermati, maknanya dapat kita terapkan pada banyak persoalan.
Hidup ini memang kerap kali tidak seideal yang kita harapkan, dan orang yang ada di sekitar kita seringkali pula tidak seideal yang kita bayangkan. Dan jika kemudian kita menjumpai ketidakidealan itu, seringkali kita menjadi tidak siap, atau paling tidak kita lalu menjadi tidak enak hati. Jika sudah demikian seringkali segala hal yang dilakukan oleh orang itu menjadi salah, meskipun sebenarnya benar.
Saya masih ingat, ketika seseorang bercerita kepada saya perihal temannya, dan mengatakan kesalahan-kesalahannya, hanya karena saat-awal-awal berkenalan ia membangun kesan yang kurang baik, akan tetapi rekan lainnya yang bahkan berbuat lebih dari apa yang dilakukan rekan satunya, ia tak membicarakan apapun. Yah, akhirnya kembali kepada like dan dislike.
Tanyakan kepada orang-orang tentang Presiden Soekarno. Salah satu orang akan mengatakan Presiden Soekarno itu adalah seorang nasionalis sejati, seorang marhaenis yang membela orang kecil, seorang ambisius yang mendirikan proyek-proyek mercusuar yang akan mengangkat nama bangsa. Lho, lalu kenapa ia membela habis-habisan PKI saat dituntut untuk di bubarkan, lalu kenapa ia mengingkari janji yang diucapkan pada Daud Beureueh untuk menerapkan syari’at Islam di Aceh, semuanya akan dijawab sedemikian rupa hingga semua tindakan Presiden Soekarno BENAR. Dan saya yakin, anda sedang bertanya kepada orang yang suka dengan Soekarno.
Cobalah tanya lagi kepada yang lainnya, dia tentu akan berkata, Soekarno, menghambur-hamburkan uang negara untuk proyek-proyeknya hingga inflasi 600%, terlalu membela PKI, menyalahgunakan UUD 1945 dan sebagainya. Dan anda sedang bertanya kepada orang yang membenci Soekarno.
Jadi memang sangat jarang orang yang obyektif, dengan menunjukkan kebaikan dan kesalahannya, dengan menunjukkan kelebihan dan kekurangannya dengan proporsional.
Sekali-sekali lihatlah acara Cek and Ricek di RCTI, ketika kabar datang dari pasangan suami-istri artis yang sedang berbahagia, yang sedang nggak ada masalah dan ditanya, bagaimana dengan Istrimu, maka ia akan menjawab, istriku adalah orang yang sangat pengertian, baik, jujur, sayang sama anak-anak, pokoknya nggak ada duanya deh. Tapi lihat komentar-komentar Atilla Syah tentang Wulan Guritno, atau pendapat Wulan tentang Atilla, maka yang muncul adalah keburukan-keburukannya saja, nggak kebayang keadaan pada saat-saat berbahagia dulu.
Karenanya, apa pesan Nabi itu memang sangat perlu untuk kita perhatikan apalagi ketika kita tidak menyukai seseorang. Karena sebenarnya pada diri seseorang itu, memang terkadang ada sifat-sifat tertentu yang tidak kita sukai. Jika sudah demikian, maka ingatlah kebaikan-kebaikanya, hitunglah, niscaya kita akan mendapatkan kebaikan yang banyak darinya. Kekurangsukaan kita dengan orang lain terkadang dapat menutupi kebaikan-kebaikan yang banyak darinya, karenanya barangkali pula betul kata pepatah, “ karena nila setitik, rusak susu sebelanga.”
wallahu a’lam
Surabaya, 13 Sept, 2002
[email protected]
Jumat, 13 September 2002
Lihat Nilai Positifnya Juga Dong !!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)