Rabu, 12 Juni 2002

Kelihatannya sih benar

Judul di atas, maunya saya buat, “Pemahaman yang menyesatkan”, eh kok saya fikir terlalu formal, hingga tak ubah begitu saja biar menarik. Saya tak akan banyak berdebat soal judul, dan yang penting , saya juga tak akan mengutarakan tentang kelompok-kelompok sesat, tapi yang ingin saya utarakan hanyalah beberapa terminologi atau kalimat-kalimat yang seakan-akan baik, tapi sesungguhnya sesat, seakan-akan benar, tapi sebenarnya nggak benar. Dan karenanya, banyak orang tersesat, bahkan aktifis sendiri, kadang-kadang.

Ah, jangan munafik,………
Barangkali masih ingat tentang seorang warga Indonesia yang telanjang, yang foto-fotonya di muat dalam sebuah buku di luar negeri, kalau nggak ingat ya syukur, apalagi kalau nggak tahu. Ketika seorang anggota DPR mengkritiknya, dibalas deh sama dia,”Ah, jangan munafik, anda kan sebenarnya seneng juga kan….?”. Kan bingung juga kalau yang ditanya pak Edy, mau njawab seneng, kok amoral. Mau bilang nggak seneng, tapi kok dihati kecil penasaran juga. Repot kan. Dan kerepotan itu terkadang akhirnya menghaslkan kebimbangan dan kemudian menjadikan kita membenarkan terminologi ini.

Kata “janga munafik” sebenarnya bener juga, memperingatkan kita agar tidak munafik, kan baik juga tuh. Tapi menjadi salah kalau obyeknya kemudian diubah menjadi nilai keburukan. Bagi seorang yang sudah beristri, mungkin relasinya yang cantik ada yang menagajak selingkuh, terus yang diajak kebetulan rada-rada aktifis, terus bilang,”takut sama Allah mbak”. Maka orang itu biasanya bilang, “ Ah, jangan munafik deh mas, saya tahu mas sebenarnya pengin juga”. Atau ketika seseorang mengajak lihat film porno terus kita nggak mau, “Ah…jangan munafik deh, kamu kan sebenarnya seneng juga, coba tanya hati kecilmu”, pake hati kecil lagi. Istilahnya lalu “jangan munafik” dijadikan pembenaran bagi hal-hal yang buruk, hal-hal yang jelek.

Kan sekarang kita jadi heran, sebenarnya yang munafik itu yang selingkuh atau yang tidak selingkuh sih, yang melihat film porno atau yang menolak sih ?. Dalam terminologi yang kita hadapi sekarang, maka seringkali yang berbuat buruk menjadi tidak munafik, dan yang berbuat baik menjadi munafik.

What’s Munafik ??
Kalau kita sedikit belajar Islam-alhamdulillah kalau banyak- maka yang disebut munafik itu kata nabi, ada tiga. Jika bicara dusta, jika berjanji inkar, jika dipercaya khianat. Nah itulah yang disebut orang munafik. Atau di Alqur’an ada banyak lagi. Diantaranya adalah :

2:8. Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian ,' pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Nah, itu dia kedoknya, mengatakan saya ini bukan orang munafik, saya ini orang yang selalu mengikuti hati nurani, padahal mereka sendiri yang munafik, dan hati nurani yang dimaksud adalah nafsu.

2:9 Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Nah inilah, mereka hendak menipu Allah, sama orang yang akalnya sehat. Ya akhirnya orang yang nggak berakal aja yang kena tipu, orang yang imannya lemah aja yang kena tipu. Allah dan orang beriman pasti nggak bisa kena tipu. Mereka sebenarnya menipu dirinya sendiri aja, dengan mengatakan saya bukan orang munafik.

Dan sifat yang lebih kurang ajar lagi dari orang munafik adalah ini nih :
2:11. Dan bila dikatakan kepada mereka:'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi [24]'. Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.'

Nah ini kuncinya, mereka merasa dengan apa yang mereka kerjakan ini membuat pembangunan, padahan mereka merusak. Membuat lokalisasi pelacuran dan judi dengan dalih pembangunan, membela habis-habisa lokalisasi dengan dalih kemanusiaan. Kan kurang ajar tuh. Mestinya jika mereka adalah orang-orang yang pembangunan kan bagaimana membangun lapangan kerja, mengusahakan solusi pekerjaan, bukannya mempertahankan kehinaan dengan dalih pembangunan dan kemanusiaan, bukan.

Masih banyak ayatnya lagi, kalau pengin tahu banyak, download terjemahan AlQur’an di manarul ‘ilmi online [http://masjidits.cjb.net]. Gratis tuh – lho akh, ini kan promosi situs – [^_^], dan ketikkan di find kata munafik, pasti antum dapatkan banyak keterangan tentang munafik, lengkap tuh.

Terminologi yang disalahkan bukan hanya “jangan munafik lu”, tapi juga “jangan sok alim”, semuanya sama saja. Jadi jangan mudah terkecoh. Berbuat baik terus, dan jangan minder menghadapi terminologi yang salah. Kan Allah dan orang beriman nggak bisa ditipu. Makanya jadi orang beriman aja, enak nggak bisa ditipu.

Wallahu a’alam

Desa Malasan, Trenggalek
Rabu, 29 Mei 2002 habis subuh
Edy Santoso
[email protected], http://masjidits.cjb.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)