Saya mendengar seseorang telah mengakhiri hidupnya karena merasa stress atas bullying di program spesialis kedokteran. Kasihan benar.
Banyak orang bilang bahwa mengambil jurusan spesialis adalah jalan enak. Sementara mungkin orang yang mengambil spesialis melihat jadi orang biasa jauh lebih enak, lebih ringan tekanannya.
Menjaid anak seorang dokter bagi anak orang biasa adalah hal paling diidamkan, karena punya privilege lebih, bahkan biasanya anak seorang dokter akan jadi dokter. Namun yang orang biasa tidak tahu, menjadi anak seorang dokter mempunyai tuntutan lebih. Dia juga harus menjadi dokter, atau setidaknya dia harus lebih dari orang tuanya. Tekanan hidup.
Anak orang biasa mungkin merasa dia tidak punya fasilitas ini itu. Namun dia tidak mempunyai tuntutan sebagaimana anak dokter.
Seseorang Direktur dan manager mendapat gaji besar setiap bulannya, namun tanggung jawab dan tingkat stressnya juga berbanding lurus dengan uang yang didapatkannya.
Jadi semua orang dengan skala statusnya masing-masing pasti bisa merasakan kebahagiaan jika memang ingin menggapainya. Tidak selalu tergantung finansial, walaupun kalau kita mempunyai finansial lebih kita merasa bahagia. Tapi ingat setiap benefit pasti ada costnya.
Jadi bersyukur, menikmati apa yang ada, berusaha menjadi yang terbaik yang bisa dilakukan dalam dimensi yang bisa dia gapai adalah cara terbaik untuk meraih kebahagiaan. Toh sesungguhnya kebutuhan hidup kita hanya dua tiga piring nasi setiap hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)