Jumat, 23 Agustus 2019

Revolusi Berfikir

Nampaknya Islam diturunkan untuk melakukan revolusi berfikir. Dari paradigma state A yang sifatnya materialisme menuju state B yang sifatnya prinsipisme, iman.

Paradigma materialisme yang berkembang sebelum diutusnya Muhammad sebagai nabi adalah berkuasanya orang yang mempunyai kapital, dan penindasan orang lemah, yang tidak mempunyai kapital.


Para Raja di sekitar jazirah Arab, Romawi dan Persia, menunjukkan kebesarannya dengan uang. Kendaraan, istana, singgasana, topi mahkota, adalah simbol-simbol tentang kemewahan sebagai dasar ideologi bagi kekuasaan.

Lalu, Muhammad diangkat menjadi Nabi dengan konsep ilahiyah. konsep iman. Dan revolusi pemikiranpun terjadi. Dari kapitalisme dan feodalisme menjadi iman, dari vertikal menjadi horizontal, dari kekuasaan menjadi amanah.

Lihatlah cara nabi memimpin. Orang-orang di sekitarnya dia panggil sahabat. Ini adalah panggilan yang sangat keren, yang tidak pernah ditemukan dalam paradigma kekuasaan. Manusia bukan lagi pusat kekuasaan, namun Tuhan pusat kekuasaan itu. Segala apa yang dilakukan berupa kepemimpinan dan jabatan adalah paradigma amanah yang merupakan bagian dari ibadah.

Mereka tetap percaya diri dengan "istana" dan pakaian yang jauh dari kesan mewah, karena motif mereka bukan materi, namun iman.

Diceritakan ketika penaklukan Baitul Maqdis oleh Umar Bin Khattab, Umar berjalan diiringi pembantunya. Mereka menaiki seekor unta dengan bergantian. Kadang Umar diatas dan pembantunya menuntun unta, dan kadang pembantunya yang naik unta dan Umar yang menuntunnya. Mereka  melewati para tentara dan pejabat dan penduduk kota berjalan menemui pemegang kunci Baitul Maqdis.

Penampilan Umar yang jauh dari kesan seorang Pemimpin Besar ini, membuat siapa saja yang melihatnya setengah tidak percaya. Mereka seakan lupa, bahwa Islam telah merevolusi cara berfikirnya, dari landasan materialisme menjadi landasan iman.

Nabi dan para sahabat mengajarkan pondasi iman, lalu waktu mengubah semuanya. Apakah kita termasuk yang sudah hanyut di dalamnya? Hanya diri kita yang bisa menjawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)