Kamis, 09 Mei 2019

Dunia ini Sempit apa Luas?

Sesungguhnya dunia ini amat luas. Di dalamnya terdapat banyak potensi, sumber daya, dan relasi yang dalam ukuran manusia bisa dikatakan tidak terbatas. Namun sering seseorang merasakan dirinya berada dalam sebuah kotak ukuran 5m x 5m. Apa yang membuat ukuran luas itu menjadi sempit? Batasan. Siapa yang membatasinya? Diri kita sendiri.

Budaya, organisasi, pilihan politik yang tidak dipahami secara benar, kadang membuat dunia yang luas itu menjadi terasa sempit. Ruang gerak menjadi terbatas, kawan menjadi semakin sedikit, dan cara pandang kita terhadap persoalan seperti kuda yang mengenakan kacamata.

Kita akui atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari kita sering membatasi diri, atau dibatasi orang lain karena paradigmanya. Tarawih 11 vs 23 rakaat, pilihan politik, suku, perbedaan madzab, membuat kita tidak bebas berinteraksi. 

Kemarin seorang teman mengirim WA kepada saya, "Nanti malam saya dan kawan-kawan mau main kerumah sekalian tarawih di masjid dekat rumahmu".
Saya menjelaskan, "Di masjid dekat rumah saya tarawihnya 23 rakaat".
Dia mengirim pesan lagi, "Gak apa-apa, versi mbalap uye, versi lambat masok". 

Jawabannya membuat saya senang. Berarti kawan saya ini sudah merdeka dari belenggu rakaat sholat tarawih.

Sering orang tidak paham mana prinsip mana bukan, maka pokok mana cabang. Sehingga semua hal bahkan yang cabangpun tidak termasuk, sering dianggap prinsip.

Perbedaan kecil itu akan selalu ada. Itu adalah sunatullah yang harus disikapi dengan bijak. Bukankan Allah menciptakan kita berbangsa dan bersuku untuk saling mengenal?

Keberagaman bisa jadi kekuatan, melahirkan banyak alternatif. Seperti kemarin malam 'ketemu bocah-bocah edan' yang tak terlalu sensitif dengan perbedaan, membuat banyak gagasan keluar dari pikiran mereka.

Akhir kata, dunia ini luas, jangan mau dibatasi hanya oleh dua orang, Prabowo dan Jokowi hehehe....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)