Syukuran Bedah Rumah

Beberapa hari ini, sehabis Maghrib, saya ada kesibukan baru, berkunjung ke rumah-rumah menghadiri selamatan. Ceritanya begini ...

Sejak sebelum hari raya, kami, dipandegani pak Sunarno, memang melakukan advokasi untuk mengawal turunnya anggaran bedah rumah dari Kemenpera di dua kecamatan di kabupaten Trenggalek, kecamatan Durenan dan Pogalan. Kami melakukan survey, membuat proposal, mengajukan, dan mengawal sampai selesai. Alhamdulillah akhirnya selesai. Ada 41 rumah di desa saya yang kami usulkan waktu itu, dan semuanya di approve.

Tiga hari kemarin, tetangga saya yang punya peternakan ayam berkunjung ke rumah: saya ada 10 ekor ayam kalau mau buat sukuran. Lalu kami obrolkan bagaimana teknisnya, satu ekor ayam dan saya tambahi uang 50 ribu untuk selamatan sukuran rumah baru, sembari mengundang tetangga kiri kanan. Kami pilih beberapa rumah yang memungkinkan, berat bagi saya untuk mendanai sukuran semua rumah haha...

Kemarin sehabis magrib, mereka mengundang saya untuk meresmikan rumah baru mereka. Dua rumah. Saya kasih sedikit sambutan dan membacakan doa agar rumah mereka berkah.

Mereka merasa senang karena rumah mereka, rumah tetangga mereka, rumah sanak family mereka yang semula terbuat dari bambu dan berlantai tanah sekarang sudah berlantai semen dan berdinding batu bata.

Saya minta kepada mereka agar membantu saya, agar kedepan lebih banyak advokasi yang bisa kami berikan. Semangat memberi adalah ajaran yang senantiasa saya ingat. Kalau kita belum bisa memberi dari kantong kita sendiri, maka kita bisa memberi dengan mengakses kantong orang lain, termasuk advokasi dana pemerintah. 

Kata Muhammad Nuh, dulu, sewaktu memberi motivasi pada Pengurus Masjid Manarul Ilmi, mengemis untuk orang lain itu Mulia ..... 

#peristiwa #memoar