Minggu, 30 Maret 2008

Kembali ke Zenwalk

Untuk kesekian kalinya saya melakukan instalasi Linux lagi. Ternyata saya tidak sabar untuk menunggu si Hardy. Dan pilihan saya jatuh ke Zenwalk, sebuah distro yang pernah singgah di hati saya sebelum saya mengenal Ubuntu. Distro yang simple dan ringan.

Sebelumnya saya sudah menginstall Ubuntu Gutsy Gibon, meskipun nggak bisa masuk GUI karena tidak support VGA Via Chrome9, namun saya masih bertekad untuk mengopreknya sampai bisa saya pakai pada resolusi 1280 X 800. Namun membaca posting Steven Haryanto pada sebuah forum membuat saya mengurungkan niat untuk melanjutkannya – meskipun saya belum tahu betul apakah berita itu valid adanya atau tidak -. Akhirnya saya putuskan untuk menggunakan Zenwalk dengan pertimbangan,

Saya sudah menggunakannya sebelumnya. Dan merasa nyaman karena kecepatannya yang “ngedab-edabi”. Anda boleh tidak percaya bahwa untuk membuka Wordprocessor punya Open-Office yang terkenal berat itu saya hanya membutuhkan waktu tiga detik. Apa hal kayak gitu nggak ngedab-edabi ?
Saya membutuhkan sebuah sistem operasi yang mempunyai GUI sederhana dan ringan tapi lengkap. Dan GUI XFCE di Zenwalk cukup membuat saya bertekuk lutut.

Saya butuh sebuah sistem yang hemat energi. Yang kalau saya buat menikmati hotspot baterainya nggak gampang habis. Dan saya merasa Zenwalk cocok untuk masalah ini. Apakah perasaan saya ini salah ya ? Kalau untuk yang grafis ngedab-edabi saya masih punya Windos Vista, meskipun sebenarnya saya lebih suka interface XP yang lebih sederhana. Tapi bagaimana lagi, saat beli Notebook yang ada hanya OEM Windows Vista yang hanya seharga 150 Ribu. Saya memang masih mempunyai kepentingan dengan Windows, karena terlepas dari segala kekurangannya, dia nggak pernah bermasalah dengan hardware, dan hampir semua software bisa diinstall di dalamnya hanya dengan memejamkan mata . Sayang Windows Vista terlalu ribet buat saya. Masih nyari-nyari cara bagaimana agar tampilan Vista bisa seperti XP, tapi ketemunya malah bagaimana agar XP bisa seperti Vista halah ….
Pertama saya melakukan download di situs resmi Zenwalk. Saya install, namun sampai pada pengkopian xorg ternyata korup, sehingga nggak bisa masuk GUI. Saya lantas mencari Zenwalk 5 ke LUG Indonesia di Jalan Ketintang 15. Malas download lagi, sudah download segitu besar eh ternyata korup. Meski agak jauh saya bela-belain beli. Harganya sebenarnya murah cuma 5000, cuman jauhnya itu …

Saya install sambil berdebar-debar Alhamdulillah bisa masuk meskipun resolusinya tidak sesuai dengan yang saya kehendaki. Saya masuk ke xorg.conf dan saya tambahkan resolusi 1280X800. Saya restart alhamdulillah langsung bisa.
Saya coba sound nya. Wah nggak bunyi, tapi kok pemutar musiknya bisa berjalan. Saya ketikkan alsamixer di console, ternyata masternya low, saya naikkan dan alhamdulillah langsung bunyi. Lega. Saya coba Wifi nya, langsung bisa.

Yang masih mengganjal saat ini adalah VGA Via Chrome9 yang memang bermasalah di semua distro. Jika saya logout dan Ctrl+Alt+F1 menghasilkan tampilan yang blank screen. Sebenarnya ada projek OpenChome yang mencoba untuk memecahkan masalah ini, namun cara instalasinya nggak gampang, apalagi di Zenwalk. Kalau anda menemukannya mungkin bisa membantu saya dengan melakukan konfirmasi.

7 komentar:

  1. Ganti VGA geforce 8600 langsung mak wus-wus kalau enggak onboard motherboardnya hehehe :)

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum akh achedy, af1 saya menanyakan hal lain, di zencafe saya, untuk memount flashdisk, dan cdrom harus melalui root desktop, kira-kira bagaimana ya? mohon dibantu, jazakumullah khoiron katsiroh.

    BalasHapus
  3. # AHMAD
    Itu zencaf versi berapa pak, setahu saya semuanya sudah auto detect. Kalau sekarang saya pakai Zenwalk 5.0. Semuanya dah kedetek semua dan sudah auto mount. Untuk unmount tinggal klik kanan unmount. Kapan hari saya pakai Hardy Heron, tapi nampaknya jodoh saya memang dg Zenwalk sehingga saya saat ini menggunakan Zenwalk.

    BalasHapus
  4. saya memakai zencafe 1.4. cd room, flashdisk kedetect tapi unable to mount, jika saya pake root desktop lalu memountnya dan kembali ke user desktop bisa membuka cdroom dan flasdisk. juga ketika saya sharing dengan windows di user destop tidak kelihatan, ketika saya masuk root lagi baru kelihatan, mohon saya dibantu, dan sebelumnya terima kasih.

    BalasHapus
  5. # AHMAD

    Mas Ahmad mungkin bisa tanya langsung ke developernya Mas Anjar di http://linux.blogs.ie/

    BalasHapus
  6. Assalamu’alaikum akh achedy
    tadi saya instal zenwalk 5.0 pada hard disk ata slave (seharusnya hdb , tapi kenapa ke detek sda ya ?), sedang primernya slack 11 (sudah bener hda), swap file pake hda dan lilo ikut di slack 11.
    walah, kok kernelnya jadi panik. padahal kalo pake victor aman-aman saja. apa antum ada saran buat saya ?
    Jazaakallahu Khoir !

    BalasHapus
  7. #BARADJA
    Begini memang di zenwalk hda tetap dikenali sda, tapi nggak masalah. Kalau kernel panic itu saya yang gak paham masalahnya. Selama ini saya selalu lancar.

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)