Kamis, 27 Desember 2007

Turut Berduka Cita Atas Musibah Banjir Jawa Timur

Dalam perjalanan pulang kampung minggu pagi kemarin, saya sempat mendengarkan dialog di Radio Suara Surabaya melalui radio kecil. Wawancara dengan seorang pakar bencana ITS yang saya lupa namanya. Tema yang diangkat saat itu menurut sangat cukup menarik. Tema tentang bencana, karena saat ini adalah musim hujan. Beliau mengungkapkan perlunya pembuatan peta bencana terutama di daerah rawan longsor. Hal ini dianggap penting untuk meminimalkan resiko bencana. Selain membuat peta bencana diperlukan latihan bagi penduduk di daerah rawan bencana agar bisa menyelamatkan diri ketika bencana terjadi.

Dua hari dari itu, berita sedih muncul juga. Ibarat belum selesai bicara, bencanapun terjadi.

Hari ini banyak kabupaten dilanda banjir, bahkan dikaranganyar 64 orang meninggal tertimbun longsor. Dan belum sempat menutup browser berita detik.com, dari radio Suara Surabaya muncul berita duka lagi. Sekitar 30 orang yang melihat banjir di sebuah jembatan di Madiun tiba-tiba terjerumus ke sungai karena jembatan tempat mereka melihat banjir runtuh. Sedih.

Sesungguhnya rumusan-rumusan itu telah ada, hanya entah mengapa, semua seakan disadari setelah bencana itu terjadi. Mudah-mudahan kita bisa belajar dari pengalaman kali ini, mudah-mudahan tutup tahun 2008 nanti bisa kita hadapi dengan lebih baik.

3 komentar:

  1. Setuju kang. Inilah tanda2 kiamat sudah dekat !

    BalasHapus
  2. madiun dan sekitarnya tenggelam, mas. untung, rumah saya nggak.

    BalasHapus
  3. Lha liburan panjag kemarin ane juga nggak jadi pulang kampung. telfon dari rumah katanya jalan menuju kampung setinggi 1 meter. yah akhirnya liburan panjang di jogja aja.

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)