Rabu, 12 Desember 2007

Melawan Spam di Wordpress

Beberapa waktu ini hidup saya tidaklah tenang. Saya sering diganggu spam. Di kolom komentar saya, sering orang dengan menggunakan bahasa Inggris menawarkan ini itu, yang sama sekali tidak pernah saya butuhkan. Spam tidak peduli apa pengumumannya dibutuhkan orang atau tidak. Papan komentar di blog adalah sarana efektif untuk beriklan, dan para spammer kayaknya menyadari akan hal itu. Pernah saya punya teman spammer, semoga dia sekarang tersadar, yang mengatakan bahwa prinsip spammer adalah jika anda mengirim tiga ribu spam, masak diantara tiga ribu itu tak satupun meresponnya. Dulu memang mesti ada yang terjaring, namun sekarang saya tidak tahu lagi.

Di mesin Wordpress, dan saya kira mesin-mesin blog yang lain, ada beberapa cara melawan spam. Pertama dengan menggunakan fitur moderasi, dimana setiap komentar yang masuk harus diapprove admin jika ingin tampil diluar. Aman, tapi merepotkan. Waktu anda akan dihabiskan untuk melihat daftar komentar dan mengapprovenya, sedangkan dari pihak komentator juga tidak nyaman karena komentarnya tidak saat itu juga ditampilkan.

Saya pernah menggunakan Akismet. Sangat mudah instalasinya, tinggal memasukkan kode yang kita dapat dari wordpress dot com di plugin akismet, selesai. Bertahun-tahun cara ini efektif. Namun akhir-akhir ini saya sering kebobolan juga. Banyak spam yang tak teridentifikasi.

Saya tak menyerah, saya pasang anti spam yang namanya Math Comment Spam Protection. Isinya hitung-hitungan matematika, yang merupakan kombinasi satu sampai sepuluh. Satu hari setelah pemakaian, sebuah spam lolos. Dan alat inipun saya tinggalkan.

Saya gunakan Anti Spam matriphe! KeyCode. Semacam chaptcha, namun bukan gambar, dia hanya text saja yang di beri baju CSS sehingga nampak seperti gambar. Baru sehari, satu spam sudah bertengger di posting yang menjadi favorit spam.

Ternyata anti spam seperti captcha yang berbasis text terutama pada mesin-mesin blog populer, mungkin dimengerti polanya oleh spammer. Saya tinggalkan anti spam berbasis text.

Terakhir, atas saran seorang rekan, saya gunakan spam karma 2. Masih menggunakan setting default, karena saya tidak begitu faham dengan pengaturannya yang maha banyak itu. Sekarang masih dalam pengamatan, apakah dia bisa mengidentifikasi spam dengan lebih baik dari akismet ?

Namun saya akan menggunakan senjata pamungkas jika spam karma tidak mampu melawan spam. Sudah saya install di plugin dan tinggal mengaktifkannya jika sewatu-waktu diperlukan, yaitu sebenar-benar chaptcha.